Mohon tunggu...
Metik Marsiya
Metik Marsiya Mohon Tunggu... Konsultan - Menembus Batas Ruang dan Waktu

Praktisi Manajemen, Keuangan, Strategi, Alternatif dan Spiritual. Kutuliskan untuk anak-anakku, sebagai bahan pembelajaran kehidupan. ... Tidak ada yang lebih indah, saat menemani kalian bertumbuh dengan kedewasaan pemahaman kehidupan.... ................ tulisan yang selalu teriring doa untuk kalian berdua....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Perjalanan Bathin Perubahan Spiritual Negeri Etape Kedua

4 Oktober 2016   17:27 Diperbarui: 4 Oktober 2016   21:00 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Menyedihkan memang, semakin ke sini semakin bisa dipahami, bahwa negeri ini yang semula kuat dan terjaga karena nilai-nilai spiritual yang diyakini penghuninya telah dihancurkan sendiri atas nama logika ilmiah dan modernisasi. Akhirnya benteng penjaga negeri kasat mata yang demikian kokohnya hancur satu demi satu. Hal lain yang negeri ini kurang memahami bahwa di bagian negeri yang lain, ada bagian yang memang benar-benar memperdalam spiritualitas dengan berlindung di belakang garis keturunan suku dan sekte. 

Dimana di belahan negeri  itu spiritualitas dalam bentuk energi yang tidak bisa dilihat mata  menjadi kekuatan utama untuk menguasai bangsa lain. Menjajah dalam bentuk penjajahan ekonomi dan mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara lain tanpa disadarinya. Kekuatan spiritual negeri, dimana mereka bisa mengatur sesuka hatinya. Menguasai, menghancurkan, melemahkan tanpa mereka sadari.

Di negeri lain itu spiritual tumbuh dengan sangat subur tanpa disadari oleh negara-negara yang berada di dalam pengaruhnya. Semua dijaga dan dimurnikan atas nama keturunan sebuah bangsa besar, keturunan Para Dewa. Jika diruntut kembali maka julukan Para Dewa diberikan kepada mereka yang memang menguasai sebuah kekuatan yang tidak dimiliki manusia, kekuatan Dewa bukan kekuatan manusia, kekuatan yang menguatkan atau menghancurkan, yang memenangkan atau mengalahkan.

Sebagian permasalahan bathin negeri sudah mulai terlihat, pelan tapi pasti. Kejadian demi kejadian semakin bisa dijelaskan dengan akal sehat, semakin bisa dipahami kenapa dan mengapa semua ini terjadi, dan dari mana semua ini harus dibenahi.

Peperangan demi peperangan sudah tidak bisa dihindari, bentrokan demi bentrokan semakin sering terjadi. Akhirnya bencana demi bencana semakin tidak bisa dihindari. Hal yang membuat semuanya semakin tidak mudah adalah negara yang selalu haus kekuasaan sebagai penanam kehancuran negeri ini  sudah mulai menyadari bahwa ada kekuatan lain yang mampu melawan mereka, bahwa kekuatan bathin mereka sudah mulai terancam. Dan mereka secara massive mulai melakukan perlawanan.

Dari semua hal yang paling sulit adalah berperang melawan saudara di negeri sendiri. Ketika mereka tidak menyadari bahwa semua kehancuran ini adalah sebuah tatanan yang memang disengaja, tatanan yang diproses secara bathin oleh negara lain, saudara kita sendiri juga ikut melakukan perlawanan. Tidak ringan tetapi semua harus dihadapi. Demi menyelamatkan negeri ini, menyelamatkan keberadaannya. Jantung bumi ini, dimana asal muasal kehidupan berada. Negeri yang penuh dengan muatan sejarah, hingga suatu saat nanti akan terbukti bahwa negeri ini adalah asal muasal denyut kehidupan di bumi.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
"Jadi kamu sudah siap, Nduk?" KiJurru bertanya lagi.

"Sudah, Ki. Mohon doa restunya."

"Mungkin sudah saatnya engkau mendapatkan tempat yang layak agar bisa melakukan semua tugas ini dengan lebih baik. Terlalu banyak peran yang harus kamu lakukan, yang harus kamu jalani.Tetapi persembunyianmu sungguh amat jauh dari jangkauan manusia biasa. Orang tidak bisa melihat kamu, apalagi mengerti apa yang kau lakukan. tapi semua bisa terjadi jika Sang Waktu menginginkan dan mengijinkannya. Kami sesepuh sudah mulai melihat bahwa kamu memang layak untuk dipindahkan."

"Sudahlah, Ki. Yang terbaik adalah untuk anak-anak saya dan diri saya, semua sudah cukup untuk saya, tapi harus cukup banyak dan jangan lupa banyak juga lebihnya." Aku mengatakan dengan senyum sambil mengedipkan mata kepada Ki Juru.

Semua sesepuh sejenak terhenyak dan langsung melihat kepadaku, berbarengan mereka tersenyum. Mereka mengerti bahwa aku mulai isenk dan suka-suka sendiri, tapi aku tetap bersedia menjalani semua ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun