Pembaca boleh saja marah dan berteriak atas tulisan ini, sah-sah saja. Apalagi yang sudah merasa membayar pajak, kesal dan sebal. Yup, boleh-boleh saja. Tapi mari kita bertanya kepada diri sendiri, sudah lebih besarkah yang kita berikan kepada negara daripada yang kita dapatkan, atas nikmat-nikmat fasilitas yang kita terima dari kita lahir. Apakah yang kita berikan kepada negara nilainya lebih besar daripada seluruh jalan-jalan di kampung yang setiap hari kita lalui. Pernahkah kita berpikir, aku ingin mengorbankan diri untuk negara ini, sedikit saja dari diri kita? Atau kita hanya berpikir sebaliknya, akan dapat apakah aku dari negara ini.
Jika saja, manusia Indonesia ini mampu menghidupkan nilai-nilai spiritualitas negeri, budaya-budaya adi luhung, yang memanusiakan manusia dan seluruh alam ciptaannya, seluruh penghuni negeri, seluruh mahluk, mahluk yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Manusia, hewan dan tumbuhan, air, udara dan cahaya. Semua yang melingkupi negeri ini, dalam sebuah keseimbangan semesta. Menghormati dan menegakkan hukum alam, lebih banyak memberi maka akan semakin banyak menerima. Menyadari bahwa banyak mengambil akan semakin banyak kehilangan. Yin dan Yang, dalam keseimbangan. Bertambah di bagian yang satu akan berkurang di bagian lainnya. Jika sibuk berburu harta, maka akan berkurang waktu dan kebahagiaan bersama keluarga. Jika mendapatkan dengan cara yang tidak halal maka akan terpakai kepada hal yang tidak halal pula. Maka para koruptor dan penjual negeri ini tenggelam dalam nikmat maksiat karena duit setan akan dimakan oleh jin, pameo di masyarakat begitu. Hiduplah lebih baik maka negeri ini tentu akan lebih baik, lebih damai dan lebih makmur.
Marilah kita berdoa agar mampu menjadi manusia yang penuh syukur agar selalu mendapatkan tambahan nikmat, berlomba-lomba dalam memberi, sebagai bagian dari berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan. Memberi untuk Tuhan kita dalam sebuah kebajikan, memberi untuk negara kita, untuk keluarga kita, lingkungan kita, dan seluruhnya. Semoga kita selalu mendapat anugrah, keikhlasan, kesehatan, kedamaian dan kebahagiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H