Berikutnya adalah sumber dana, dahulu masih ada pilihan dari sumber daya alam, hutang dan pajak. Tetapi saat ini kita harus berani mengakui bahwa pilihannya tinggal dua, yaitu hutang dan pajak. JIka kita memilih hutang terus, maka jangan berharap negara kita akan kuat, dan bisa mensejahterakan rakyatnya. Maka pilihannya tinggal satu, yaitu pajak. Tetapi beberapa kali pernah saya sampaikan dalam tulisan-tulisan sebelumnya bahwa pajak saat ini dilemahkan, baik dalam institusi maupun dalam keterbatasan kewenangan. Pajak yang menjadi ujung tombak penutupan defisit anggaran belanja negara, justru tidak dibantu untuk besar dan kuat. Sebagai institusi masih sibuk dengan dirinya sendiri, yang sepertinya tak pernah ada harapan untuk diselesaikan.
Pak Jokowi, sudah saatnya kita melihat diri kita sendiri, menentukan kebijakan dengan cara kita, dan tidak seharusnya mengikuti Barat. Keilmuan Barat dibuat berdasarkan keadaan di Barat untuk orang-orang yang berkarakter Barat, bukan berdasarkan keadaan di negeri Timur, dan tentu saja bukan untuk orang-orang Timur.
Tidak harus kita membuat anggaran defisit, tetapi surplus. Bukan negara konsumsi, tetapi negara produksi. Bukan hanya mengkonsumsi tetapi juga menabung dan berhemat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H