Sedangkan kebijakan DJP great sale, saya secara pribadi tidak menyetujui hal-hal yang bersifat instan, karena hal ini sangat tidak mendidik, terutama kebijakan tax amnesty. Tax amnesty ini akan menggerogoti penerimaan pajak dari penyusutan aktiva tetap dalam jangka waktu yang sangat lama. Ini preseden buruk bagi masa depan penerimaan negara. Tetapi dalam situasi seperti ini, apa boleh buat, karena kita tidak punya pilihan lain dalam koridor kebijakan jangka pendek dan atas nama penyelamatan keuangan negara.
Pajak Butuh Dukungan dan Sistem
Pajak butuh dukungan, bukan tekanan, terutama dari Kementerian-Kementerian dan Lembaga Negara sumber data transaksi. Jika ingin penerimaan pajak berjalan lancar maka sudah saatnya menanggalkan ego sektoral pada masing-masing Kementerian, melihat permasalahan secara menyeluruh dengan sudut pandang sebuah negara yang utuh. Ada pemerintah, ada wajib pajak dan tentu saja sistem yang menjembataninya. Hal ini sulit dicapai, dalam situasi dan dinamika politik negeri ini yang masih jauh dari kondisi good government dimana kedudukan dan jabatan politis serta politisasi masih sangat kental dan memegang pengaruh, tentu akan sulit untuk mencapai objektivitas dan profesionalitas dalam meninjau sebuah masalah dan akhirnya mengambil keputusan.
Analisis-analisis yang disampaikan oleh beliau-beliau yang terhormat itu tidak salah, semuanya benar, jika itu dianggap hanya faktor-faktor kecil pendukung tidak tercapainya penerimaan pajak. There is something wrong with tax admin, absolutely right. Akan lebih elok jika permasalahan pajak harus ditinjau secara menyeluruh, baik dari sudut pandang internal maupun dari sudut pandang eksternal. Pemerintah berharap penerimaan pajak dapat maksimal, tetapi ibarat pohon apelnya ada di dalam rumah, kuncinya tidak diberikan, orang hanya boleh mengambil dari apel-apel yang berjatuhan dari ranting-ranting pohon yang keluar di halaman. It’s not easy. Dalam keterbatasan kuantitas Sumber Daya Manusia, keterbatasan sistem, keterbatasan jangkauan dan akses, dan keterbatasan data sungguh tidak mudah untuk mewujudkannya.
Jokowi menyampaikan bahwa pegawai pajak sudah diberi vitamin besar, diharapkan bisa maksimal. Bahkan Dirjen Pajak membuat instruksi untuk bekerja sampai jam 7 malam, dimana seharusnya jam kerja hanya sampai jam 5 sore, tetapi hasilnya masih jauh dari menggembirakan. Manusia bukan robot. Sistem dan kualitas Sumber Daya Manusia adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi, tidak bisa berat sebelah, harus seiring sejalan. Bagaimana ya, kalau sistem potongan tunjangan penghasilan juga diterapkan kepada mereka yang memberi janji tapi tidak terealisasi atau mempunyai target, tetapi targetnya tidak tercapai. Pasti mereka teriak-teriak, bisa membully, tapi tidak mau dibully, hahaha.
Duduk Bersama untuk Menyelesaikan Masalah
Marilah kita duduk bersama dengan kepala yang jernih, untuk memahami situasinya dengan benar. Mendudukkan permasalahan pada substansinya dan bukan hanya melihat dari sudut pandang masing-masing, tetapi melihat secara utuh, menyatukan bagian satu dengan bagian lainnya untuk saling melengkapi. Maka kita akan bisa melihat bahwa banyak cara yang bisa kita tempuh, bukan hanya saling melempar bola panas, saling menyalahkan yang juga tidak menyelesaikan masalah. Walaupun dalam situasi seperti sekarang ini, para elite dan politikus, untuk duduk bersama dengan kepala jernih, objektif tanpa kepentingan itu sungguh-sungguh jarang bisa dilakukan, apalagi bicara blak-blakan apa adanya, walaupun hal tersebut sangat tidak mudah untuk diwujudkan. Political will dan political action untuk berbuat yang terbaik bagi negeri adalah kunci penentu.
Tapi dengan harapan untuk menjadi negeri yang mandiri, negeri yang berdaulat penuh dalam bingkai kemerdekaan NKRI yang seutuhnya, maka sudah saatnya kita memulai tradisi, apa adanya untuk menjadi koreksi dan masukan demi Indonesia yang lebih baik.
Pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sukarela Wajib Pajak penentu penerimaan pajak
Kesadaran Membayar pajak berbanding lurus dengan kualitas pelayanan publik
Pada keamanan, pada kenyamanan, pada kesejahteraan hidupnya