Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Polio Muncul Kembali, Pekan Imunisasi Nasional Polio Harus Sukses

2 Agustus 2024   22:59 Diperbarui: 2 Agustus 2024   23:10 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: by Pemerintah Kota Kendari

Pemerintah kembali melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional Polio (PIN Polio) hal ini tidak terlepas dari masih adanya laporan terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus Polio di sejumlah wilayah di Indonesia. Sebanyak 32 Provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio.

Berdasarkan temuan dari Kemenkes RI, bahwa sejak 2022 hingga 2024, telah dilaporkan sebanyak total 12 kasus kelumpuhan (Polio), dengan 11 kasus yang disebabkan oleh virus polio tipe 2 dan satu kasus diakibatkan oleh virus polio tipe 1.

Walaupun dari temuan kasus-kasus ini hanya tersebar di 8 provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Banten. Tetapi mengingat penyakit polio ini sangat menular, maka tindakan pencegahan lebih awal tentu sangat diperlukan.

Polio sendiri merupakan penyakit yang cukup serius, yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dan sangat menular ini, belum bisa diobati tetapi sangat mungkin dicegah melalui pemberian vaksinasi atau imunisasi anak.

Indonesia sebenarnya bersama negara-negara anggota WHO lainnya telah menerima sertifikat bebas polio pada bulan Maret tahun 2014. Namun, dengan ditemukannya lagi kasus penyebaran polio, maka pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Kesehatan RI mencanangkan Pekan Imunisasi Nasional Polio agar di tahun 2026 Indonesia dapat kembali bebas dari polio.

Di Kota Kendari, pelaksanaan PIN Polio dilaksanakan dalam dua Putaran. Putaran Pertama telah dilaksanakan pada 23-29 Juli 2024 yang dilanjutkan sweeping 30 Juli -- 3 Agustus dan Putaran Kedua akan dilakukan 6-12 Agustus, kemudian dilanjutkan sweeping 13-17 Agustus.

Pemerintah Kota Kendari dalam hal ini menargetkan sasaran pemberian vaksinasi pada 50.809 anak usia 0-7 Tahun 11 Bulan. Dari hasil pelaksanaan putaran pertama tercatat 41.063 anak yang mendapatkan imunisasi, atau sekitar 76,3% dengan target capaian 95%.

Mengingat sosialisasi, dan persiapan pelaksanaan Sub-PIN Polio yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Kendari cukup serius, capaian 76,3% ini masih mengecewakan. 

Mengingat sangat pentingnya program Sub-PIN Polio ini, maka pemerintah kota hingga kader posyandu yang berada ditingkat paling bawah bersama masyarakat diimbau agar bekerja serius untuk meyakinkan warga agar mau datang ke tempat Sub-PIN Polio.

Sebagai seorang kader posyandu di lingkungan tempat tinggal saya, kami dkk sebenarnya telah berusaha sekuat tenaga untuk menyampaikan dan mensosialisasikan pentingnya pemberian imunisasi polio ini.

Tetapi tidak bisa dipungkiri, masih ada saja warga masyarakat yang tidak mengindahkan imbauan untuk datang mengikuti pemberian imunisasi polio kepada anak-anak mereka, dengan berbagai alasan dan bahkan ada juga yang tanpa alasan sama sekali.

Di antara masyarakat, masih ada stigma negatif terhadap vaksin yang menurut mereka bisa memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan, khawatir terhadap efek samping vaksin dll. Ini menjadikan mereka takut, hingga enggan mengikuti PIN Polio.

Pikiran sempit masyarakat seperti ini memang agak sulit untuk dihadapi, jangankan polio yang saat ini mungkin belum nampak di depan mata,  saat Covid-19 saja yang nyata keganasannya di depan mata masih banyak masyarakat yang enggan untuk divaksin.

Ini menjadi tugas berat bagi kader posyandu yang menjadi penghubung terdepan untuk meyakinkan bahwa risiko efek samping imunisasi jauh lebih kecil ketimbang risiko jika terjangkit penyakit polio yang serius.

Meskipun demikian untuk di posyandu tempat saya tercatat hanya tiga anak yang tidak datang ke posyandu dari sekitar 70-an lebih anak yang terdaftar. Dan alhamdulillah untuk kelurahan kami telah mencapai 99% pada akhir tahap I. 

Di antara alasan tidak ikut imunisasi, ada yang karena anaknya sedang flu, tetapi setelah kami datangi dan menjelaskan bahwa asalkan tidak sedang demam dan hanya flu biasa saja tetap bisa diimunisasi, orangtua si anak akhirnya bersedia membawa anaknya ke Puskesmas.

Ada pula yang beralasan bahwa anaknya telah lengkap menerima vaksin polio sebelumnya, padahal program Sub-PIN Polio ini harus tanpa melihat riwayat dan status vaksin/imunisasi sebelumnya.

Sebagaimana yang kita tahu, dari tiga kasus yang ditemukan di Indonesia pada Desember 2023 - Januari 2024. Kasus pertama dialami oleh anak perempuan berusia 6 tahun yang berdomisili di Jawa Tengah dengan riwayat imunisasi polio tetes (OPV) hanya dua kali.

Kasus kedua yang terjadi di Jawa Timur, dialami oleh balita laki-laki berusia 1 tahun 11 bulan dengan riwayat pemberian imunisasi lengkap, namun si anak tersebut terdeteksi mengalami malnutrisi.

Dan kasus ketiga dialami oleh balita laki-laki berusia 3 tahun 1 bulan yang juga berdomisili di Jawa Timur dengan riwayat pemberian imunisasi polio tetes (OPV) 4 kali dan imunisasi polio suntik (IPV) 1 kali. Hasil pemeriksaan ketiganya menunjukkan positif terjangkit virus polio tipe 2.

Tugas berat dalam rangka membawa Indonesia bebas polio di tahun 2026 adalah menyadarkan masyarakat dan menjadikan semua lapisan peduli untuk berperan serta menyukseskan semua program pemerintah yang berkaitan dengan penanganan polio.

Polio belum ada obatnya, yang terbaik untuk dilakukan adalah mencegahnya. Salah satu upaya untuk itu adalah dengan pemberian imunisasi, dan yang perlu diingat oleh orangtua dan juga masyarakat secara umum adalah:

- Memastikan anak telah mendapatkan imunisasi polio lengkap sesuai usia, yaitu 4 kali polio tetes (OPV)dan 2 kali polio suntik (IPV) sebelum usia 1 tahun.

- Memastikan anak usia 0-7 tahun 11 bulan mengikuti Sub-PIN Polio dan mendapatkan dua dosis imunisasi polio tetes tambahan (tahap I dan tahap II).

- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), membiasakan cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih setelah buang air besar, BAB di kakus, tidak membuang  popok bayi bekas pakai sembarangan.

- Memperhatikan kecukupan gizi dan nutrisi anak, menjaga higienitas makanan dan minuman dengan memasaknya sampai matang, serta melengkapi imunisasi wajib anak usia 0-24 bulan.

- Melaporkan kepada petugas kesehatan terdekat dengan segera, jika menemukan anak di bawah usia 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.

Jadi, mari lindungi generasi masa depan kita dari penularan polio dengan mensukseskan program Sub-PIN Polio 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun