Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perang

8 November 2023   21:29 Diperbarui: 8 November 2023   21:33 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau telah merasakan kejamnya perang
terlindas oleh kusut masai konflik
yang ditunggangi beribu kepentingan
merampas tapal batas
di sela reruntuhan dan rentetan senapan
seorang bocah kembali kehilangan ayah

Engkau telah melalui kelamnya perang  
dari barak-barak lusuh yang sebentar lagi hilang
memendam duka di ubun-ubun yang sebentar lagi pecah
mempertahankan tanah harapan
di sela puing-puing dan desingan peluru
seorang istri kembali kehilangan suami

Engkau telah mengalami kerasnya perang
dari panasnya amarah dan kebencian
yang membakar di gurun Sinai
menanti kemenangan terakhir
di sela kepulan asap dan dentuman bom
seorang ayah kembali kehilangan anak

Para begundal itu telah memenuhi jalur Gaza
dengan senjata yang haus dan penuh benci
hanguskan harapan anak yang rindu pada ayahnya
gaungkan ratapan istri yang gemetar di pusara suaminya
dan diamkan tangis seorang ayah yang baru saja kehilangan anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun