Musim pemilu sebentar lagi berulang
akal sehat dengan sedih bersiap dikesampingkan,
di tengah gelombang pembohongan yang menari-nari
akankah hati nurani dicemooh oleh selembar kertas biru atau merah?
Haruskah kita berdiam menunggu perbudakan yang kita ciptakan sendiri?
dan membiarkan segala kesenangan lenyap
bersama suara-suara yang keluar dari kerongkongan
tapi tersekat di ujung pena para pelacur yang belum kembali modal
Haruskah harapan, terus kita biarkan redup?
dan menukarnya dengan sorak sorai kampanye yang dibungkus lembar rupiah
lalu biarkan rakyat tidur dan bermimpi
selamanya!
lalu biarkan harapan terbakar dan hangus di labirin suram demokrasi yang diamputasi
Jangan! jangan biarkan kita jadi orang celaka yang terkurung di negeri merdeka
dan terjerumus dalam keputusasaan yang menyesakkan
berjalan dengan kaki timpang dan mata buta di negeri yang gemah ripah loh jinawi
tuan!, puan!, hanya kepadamu aku bisa curhat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H