Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pemilu

9 Oktober 2023   21:10 Diperbarui: 9 Oktober 2023   21:15 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan pertama kali kita mengalaminya
dibujuk memberi suara pada gerombolan si berat
apa belum sadar...
perwakilan yang kau titip hanya sampai di ujung ludah
pada lidah dari mulut yang lahir sungsang

percuma jika hanya mengandai-andai
kebobrokan sudah melewati batasnya
dimanakah sepatutnya mereka harus berpijak
di ruang tidur Senayan, atau di kubangan aspirasi rakyat yang tersumbat

buaian janji menuju masa depan
terdengar begitu gamblang
bahkan dengan telinga yang tertutup
beradu narasi demi suara yang bisa dibeli
walau dengan jalan yang tidak semestinya

tontonan vulgar dari Senayan
telah menjadi konsumsi publik
kepentingan sudah menjadi tunggangan
nasib rakyat kecil menjadi bahan jualan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun