Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemarau

3 Oktober 2023   21:43 Diperbarui: 3 Oktober 2023   22:18 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah terik yang menggigit
Panas rakus melahap tanpa ragu
Seperti bara benci membakar hari
Waktu untuk pulang telah dekat

Datanglah wahai gelap
Sembunyikan panas ini di kerling malam
Pada padang yang merintih
Anak ayam pun mencaci induknya

Petaka itu telah terbilang
Keluh kesah telah terpasung
Lalu dosa apalagi yang ingin kau buat

Sementara, musim telah berganti
Hujan pun ogah disapa matahari
Tinggallah doa yang enggan dicuci air mata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun