Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Kecil yang Dilupakan Waktu

12 Januari 2022   21:12 Diperbarui: 12 Januari 2022   23:13 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak kecil itu menatap langit
bajunya compang-camping dimakan lusuh
terbungkuk-bungkuk
di bawah awan yang menghitam
tak ada lagi cahaya di matanya
bergegas pulang
ke rumah yang tak lagi ada
membawa cerita yang menjadi beban
yang lama membekap punggungnya
ternyata bahagianya bukan di sini
tetapi jauh di kubangan mimpi
ia merintih
tidak ada lagi kasih yang bisa dikenang
musnah diluruhkan hujan
hanya tersisa airmata
yang menyatu menjadi lumpur
ia meringis menahan perih
takut membayangkan
apa yang ada di ujung jalan
ia berpaling pasrah
membawa langkah yang lelah
terhuyung-huyung, dan
gemetar menahan gigil
ahh, dia melenguh....

(ternyata ia bukan sendiri, dia adalah kumpulan orang-orang yang dilupakan waktu, terdesak dari resah-gelisah pagi hari, terbuang dari hiruk-pikuk siang hari dan tersisih dari kusut-masai malam hari)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun