Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengusir Gelap

4 Januari 2022   07:20 Diperbarui: 4 Januari 2022   07:24 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau yang membuat gelap menjadi hidup
mengisi ruang-ruang dengan cahaya
mengingatkan tentang mahluk
yang menguntit dalam kegelapan
yang berkembang dalam kekosongannya

tapi aku memilih pergi tidur sebelum akhir cerita,
ketika gelap kembali ke layar dengan daftar namanya
saya telah lelap di kamar
yang masih terang beberapa waktu lalu

bodohnya aku yang menginginkan kehilangan
bahkan matahari terbit kusepelekan dengan tidur
saya pengendara hari kesepian
yang dirundung gelap yang pucat
acuh tak acuh dan abai
menganggap gelap tidak akan menjadi apa pun

seharusnya tak kuizinkan lagi gelap mengalir
dari ruang-ruang hati yang pernah Engkau sentuh
gelap yang telah menghabiskan umurku sepanjang hidup ini

sendiri, menatap ke dalam cermin depan-belakang
mencari sisa-sisa terang untuk kuaduk menjadi hujan
berharap hari menjadi sejuk dan biru, buat semuanya
seperti kemarin saat bunga-bunga masih memiliki bayangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun