Engkau yang membuat gelap menjadi hidup
mengisi ruang-ruang dengan cahaya
mengingatkan tentang mahluk
yang menguntit dalam kegelapan
yang berkembang dalam kekosongannya
tapi aku memilih pergi tidur sebelum akhir cerita,
ketika gelap kembali ke layar dengan daftar namanya
saya telah lelap di kamar
yang masih terang beberapa waktu lalu
bodohnya aku yang menginginkan kehilangan
bahkan matahari terbit kusepelekan dengan tidur
saya pengendara hari kesepian
yang dirundung gelap yang pucat
acuh tak acuh dan abai
menganggap gelap tidak akan menjadi apa pun
seharusnya tak kuizinkan lagi gelap mengalir
dari ruang-ruang hati yang pernah Engkau sentuh
gelap yang telah menghabiskan umurku sepanjang hidup ini
sendiri, menatap ke dalam cermin depan-belakang
mencari sisa-sisa terang untuk kuaduk menjadi hujan
berharap hari menjadi sejuk dan biru, buat semuanya
seperti kemarin saat bunga-bunga masih memiliki bayangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H