Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Geram Gunungku

5 Desember 2021   17:25 Diperbarui: 5 Desember 2021   17:36 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Geram gunungku semburkan debu
Bergumpal --gumpal wedhus gembel menebar
Geram gunungku muntahkan lava
Bergulung-gulung lava memerah mengalir
Tak ada penghalang menerjang
Hanya doa berbungkus panik
Tersekat di kerongkongan

Geram gunungku gemuruh terus menggelegar
Hembusan awan panas menerjang terjang
Guyuran lahar panas terjang menerjang
Tak ada yang harus berputus asa
Airmata boleh meleleh
Tapi mata hati tak boleh mati
Tak perlu mengutuk langit yang gelap
Apalagi mengutuk Tuhan yang pengasih dan penyayang

Geram gunungku biarkan saja
Ia hanya melakukan tugasnya
Geram gunungku akan musnah di batas tugasnya
Allahumma, dengan namaMu cukupkanlah batas-batasnya
Agar kami masih bisa bersujud padaMu
Bekerja
Berkumpul
Berkhidmat
Layaknya orang-orang merdeka

# duka mendalam untuk semeru

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun