Bagi kebanyakan orang memelihara dan merawat hewan peliharaan di rumah seperti anjing, kucing, ikan hias, unggas, dan lain sebagainya mungkin menjadi suatu hal yang menyenangkan bagi setiap pemilik hewan peliharaan.Â
Bahkan, tidak jarang orang yang memelihara dan merawat hewan peliharaan memiliki perasaan yang sangat erat dengan hewan peliharaannya hingga hewan peliharaannya sudah seperti bagian dari keluarga mereka sendiri.
Sebagaimana kita ketahui bahwa memelihara hewan peliharaan selain mendatangkan kesenangan juga memiliki banyak manfaat, berdasarkan penelitian telah menunjukkan bahwa ikatan antara manusia dan hewan peliharaan dapat meningkatkan kebugaran, menurunkan stres, dan membawa kebahagiaan bagi pemiliknya.
Sayapun juga demikian, selalu punya keinginan untuk memelihara hewan peliharaan di rumah, tapi memelihara hewan peliharaan ternyata bukan hal yang mudah, cinta dan suka pada hewan saja tidaklah cukup, kita juga harus punya waktu untuk memastikan peliharaan kita terpelihara dan terawat dengan baik.
Saya punya banyak pengalaman yang menyedihkanlah terkait hewan peliharaan ini, kalau bilang suka hewan yah suka, saking sukanya saya beberapa kali punya ayam peliharaan, mulanya karena putri saya minta dibelikan anak ayam warna-warni yang banyak dijual di pasar, dari kecil saya pelihara hingga besar.Â
Setelah besar banyak juga yang bilang untuk dipotong saja buat dikonsumsi, tapi saya mana mau, nggak tegalah sudah dipelihara dari masih kuthuk hingga besar, masak sih mau dipotong dan dimakan.?
Pada akhirnya ayam-ayam itu ada yang hilang dicuri, ada juga yang saya berikan pada kerabat, entah dipelihara atau dipotong saya nggak mau tau, yang jelasnya bukan saya yang memotongnya apalagi menyantapnya.
Lain waktu saya pernah diberi sepasang burung, nggak atu namanya burung apa, tapi jenisnya seperti Nuri lokal yang tubuhnya agak kecil mirip burung parkit. Waktu itu karena kesibukan rumah jadi sering kosong, akhirnya si burung peliharaan ini sering kelupaan dikasih makan, karena kasihan saya berpikir untuk melepaskannya saja.Â
Pintu kandang burung itupun saya buka dengan harapan burungnya keluar dan pergi mencari sendiri makanannya, tau-taunya mungkin karena sudah terbiasa diberi makan, burung ini agak jinak malah keluar kandang dan bermain-main saja di dekat kandangnya, celakanya kucing liar yang sering datang ke rumah karena sering saya berikan makanan jika ada sisa makanan di rumah, malah menerkam salah seekor burung itu dan tidak sempat saya selamatkan yang akhirnya mati.Â
Sedihnya bukan main sampai nangis, mau marah sama kucing, buat apa toh burungnya sudah mati, dan namanya kucing sudah nalurinya untuk memangsa burung.
Terakhir ini, adik ipar saya memberikan seekor iguana buat anak saya, sebenarnya sih saya agak ngeri juga lihat tongkrongan si iguana yang mirip hewan purba buas, tapi setelah diberitahu kalau ini jinak dan makannya adalah sayuran, saya akhirnya mau juga memeliharanya. Dan ternyata asyik juga bermain sambil menyuapin sayuran buat si Iguana bersama anak-anak.
Begitulah akhirnya Iguana ini menjadi hewan peliharaan kesayangan keluarga kami, selama ini keadaannya baik-baik saja, Iguananya jinak dan tak pernah lari atau sembunyi kemana-mana.Â
Suatu hari, Iguana ini saya keluarkan di teras rumah dan meletakkannya nangkring di atas tangki sepeda motor, sebagaimana sebelum-sebelumnya nggak pernah ada masalah, Iguananya selalu anteng di posisinya, makanya waktu itu saya tinggal sejenak masuk ke dalam rumah nggak sampai lima menit saya keluar, tapi betapa kagetnya ternyata Iguananya sudah tidak di tempatnya lagi, bingung saya cari --cari sekeliling rumah tapi tidak ketemu, hilang tanpa bekas.
Susah juga ini mencari Iguana hilang, kalau anjing yang dicari bisa sambil memanggil namanya, atau kucing bisa mencari sambil bilang pus atau meong, ini Iguana gimana cara panggilnya, alhasil dari siang hingga malam mencari tidak ketemu.
Barulah keesokan harinya akhirnya ketemu, tapi sedihnya minta ampun Iguananya sudah mati, rupanya digigit oleh kucing liar yang juga pernah memangsa burung saya dulu.Â
Saya baru ingat saat meletakkan Iguana itu di atas motor, kucing liar ini ada di dekat pagar, rupanya si kucing diam-diam mengincar si Iguana.
Begitu saya lengah dan masuk ke dalam rumah, mungkin si kucing ini langsung beraksi, mungkin sama-sama karena naluri, si Iguana yang terancam langsung melarikan diri dan si kucing yang memang pemangsa langsung mengejar, dan rupanya kucing liar menjadi pemenang menghadapi Iguana kecil yang sudah terbiasa dipelihara.
Sedih, sudah pasti sangat sedih. Sepertinya saya kapok dan tidak akan mau lagi memelihara hewan, apalagi hewan yang secara alami adalah hewan liar yang lalu dibuat jinak sehingga kehilangan kemampuan menghindar dan menyelamatkan diri dari pemangsanya.
Dan si kucing liar sampai hari ini masih berkeliaran, dan setiap hari datang ke rumah untuk mendapatkan jatah makan, mau marah sama si kucing.? Tentu tidak, biar bagaimanapun si kucing hanyalah mengikuti nuraninya sebagai hewan pemangsa, justru kita-kita ini yang mungkin bersalah yang menghilangkan naluri dan kemampuan menyelamatkan diri dari hewan peliharaan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H