Tradisi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diperingati oleh hampir semua masyarakat muslim di seluruh dunia merupakan tradisi kuat yang telah mengakar dalam kehidupan hampir sebagian besar ummat muslim.Â
Ada hal yang penting terkandung dalam peringatan Maulid Rasulullah SAW, di antaranya memperkokoh keimanan kepada Allah SWTdan Rasulullah Muhammad SAW.
Peringatan maulid Nabi yang setiap tahunnya diadakan tidak sekedar berupa aktifitas seremonial belaka, tapi lebih daripada itu maulid terkemas dalam kumpulan  aktifitas bernilai ibadah.Â
Sperti membaca al-Qur'an, shalawat, istighotsah dan ceramah sekitar akhlak Nabi yang perlu kita teladani, seperti akhlak beliau menjadi kepala keluarga, menghadapi tamu dan tetangga, menghadapi musuh, urusan muamalah dan posisi Nabi sebagai kepala negara. Â Dan ini semua dalam rangka mensyukuri nikmat dan rahmat Allah SWT dan menunjukkan kecintaan kita terhadap Rasulullah.
Peringatan Maulid Nabi ini pelaksanaannya tidak mengikuti hitungan kalender Romawi, tapi berdasarkan kalender hijriah, yaitu mulai tanggal 12 Rabiul Awal hingga tanggal 29/30 Rabiul Awal.Â
Tradisi peringatan Maulid Nabi ini, di setiap daerah biasanya memiliki kekhasan tersendiri dalam hal pernak-pernik seremonialnya, namun inti dan hakekatnya tetap sama yakni sebagai wujud kecintaan terhadap junjungan ummat Islam, Nabiyullah Muhammad SAW.
Demikian pula dengan masyarakat suku Bugis -- Makassar, peringatan Maulid Nabi mempunyai arti yang sangat besar dan spesial dalam tradisi keagamaan mereka.Â
Bagi masyarakat suku Bugis - Makassar memperingati Maulid Nabi sudah menjadi tradisi turun temurun yang harus tetap mereka pelihara sebagai perwujudan rasa cinta terhadap Nabi dan rasa syukur atas segala nikmat Allah SWT.
Dalam pernak-pernik perayaan Maulid Nabi, ada tradisi masyarakat suku Bugis -- Makassar yang tidak pernah hilang dari peringatan Maulid, yakni menyediakan "Male". Â
Male ini biasanya disiapkan oleh masyarakat dan dibawa ke tempat acara perayaan, masing-masing orang yang mampu biasanya menyiapkan dua buah atau lebih  bakul/ember male, dimana satu bakul/ember untuk dibawa pulang, dan yang lainnya untuk dibagikan kepada hadirin terutama bagi mereka yang tidak mampu.Â