Akhirnya laga final Thomas Cup 2020 (Thomas Cup 2021) mempertemukan dua negara penguasa piala Thoma. Duel klasik antara Indonesia vs China akan tersaji di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10) malam ini.Â
Indonesia dan China merupakan pengoleksi gelar terbanyak di ajang Piala Thomas. Tim Merah Putih sudah memiliki 13 trofi Thomas Cup, sementara China meraih 10 gelar.
Namun Indonesia telah lama puasa gelar semenjak menjadi juara Thomas Cup terakhir kali di tahun 2002, sementara China menjadi penguasa dalam kurun hampir dua dekade. Selama Indonesia absen menjadi juara sejak 2002, China juara enam kali dari delapan penyelenggaraan Thomas Cup.
Bagi Indonesia final kali ini merupakan satu kesempatan besar untuk membawa pulang piala Thomas ke tanah air. Tampil sebagai unggulan pertama, Indonesia diisi dengan pemain-pemain yang memiliki peringkat terbaik.Â
Lawan terberat yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih telah kita lewati, yakni tuan rumah Denmark yang memiliki pemain-pemain tunggal yang berperingkat jauh lebih baik dari pemain-pemain kita.
Bertemu China di final bisa jadi merupakan langkah mudah bagi Tim Thomas Indonesia, secara teknis pemain-pemain kita lebih unggul dari China, namun tentunya Anthony Ginting dan kawan-kawan tidak boleh jumawa dan lengah, pemain-pemain tetap harus fokus pada pertandingan, sebab dalam pertandingan yang bertajuk final hasil akhir bukan ditentukan oleh peringkat pemain dan faktor teknis semata, tapi faktor mental juga punya pengaruh yang besar.
Dari line-up yang telah dirilis oleh kedua tim, kita sepertinya bisa bernafas agak lega jika melihat komposisi yang diturunkan oleh Tim Thomas China yang tidak menurunkan Shi Yu Qi yang cedera pada semifinal kemarin tatkala melawan Kento Momota.Â
Sementara Indonesia menurunkan formasi yang mengejutkan para pecinta bulutangkis tanah air, yakni dengan memasukkan pasangan dadakan Daniel Marthin/Kevin Sanjaya Sukamuljo.Â
Entah bagaimana strategi yang ada di dalam pikiran pelatih, menurunkan pemain dadakan di partai puncak merupakan sebuah pertaruhan yang sangat riskan, padahal tidak ada hal yang serius terjadi pada ganda putra terbaik kita Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan  Sukamuljo, pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto memang merupakan tambang poin bagi Indonesia, tapi alangkah baiknya mereka diturunkan sebagai ganda kedua sebagaimana selama ini sering dilakukan.Â
Terus terang saja dalam pandangan awam saya bahwa siapapun lawan Indonesia, dua poin sudah pasti ada di tangan melalui ganda kedua Fajar/Rian dan dari tunggal ketiga Shesar Hiren Rhustavito.
Tapi apapun dan siapapun yang diturunkan oleh pelatih, harus tetap kita dukung semoga piala Thomas yang telah 19 tahun tidak pernah lagi kita rebut bisa kembali ke tanah air. Â
Berikut order of play dan susunan pemain Indonesia vs China di final Thomas Cup 2021, Minggu (17/10/2021).
MS1 - Anthony Sinisuka Ginting vs Lu Guang Zu
MD1 - Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs He Ji Ting/Zhou Hao Dong
MS3 - Jonatan Christie vs Li Shi Feng
MD2 - Daniel Marthin/Kevin Sanjaya Sukamuljo vs Liu Cheng/Wang Yi Lyu
MS3 - Shesar Hiren Rhustavito vs Weng Hong Yang
Partai pertama antara Anthony Sinisuka Ginting berhadapan dengan Lu Guang Zu. Kedua pemain telah dua kali bertemu, dimana Ginting memenangkan semua pertandingan dalam pertemuan mereka. Namun, Ginting tetap harus waspada lantaran skor akhir pertemuan mereka selalu ketat. Pada pertemuan pertama di Indonesia Open 2019, Ginting harus menaklukkan Lu Guang Zu dalam tiga set 20-22, 23-21, dan 21-18.Â
Skor yang cukup ketat dan pertandingan yang cukup alot padahal Ginting tampil di hadapan pendukung sendiri. Hal serupa terjadi pada Japan Open 2019 sepekan kemudian. Mereka kembali bertemu, dan Ginting lagi-lagi menang. Kali ini meski sedikit ketat namun sudah lebih, Ginting menang dengan skor 22-20 dan 21-16.
Dari lima pemain yang diturunkan, hanya Anthony Ginting dan Lu Guang Zu saja yang pernah bertemu. Sementara pemain lainnya belum pernah bertemu, sehingga tak ada catatan rekor pertemuan yang bisa dijadikan pembanding.
Keputusan China menurunkan pemain-pemain mudanya patut diapresiasi, sekaligus diwaspadai. Duet He Ji Ting/Zhou Hao Don. Mereka mencatatkan tiga kali menang dan satu kalah dari empat pertandingan di Piala Thomas 2020. Jadi, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tetap perlu waspada sekalipun unggul dalam peringkat.
Begitu juga halnya dengan Jonatan Christie yang akan menghadapi pemain berperingkat 65 dunia Li Shi Feng. Jojo belum pernah bertemu dengan Li. Namun, pemain berusia 21 tahun itu patut diwaspadai karena selalu menang dari lima pertandingan di piala Thomas 2020 ini.Â
Di perempatfinal Li menyikat Kunlavut Vitidsarn yang sempat membuat Jonatan kelabakan di fase grup.Â
Dan di semifinal Li Shi Feng juga menang atas tunggal putra kedua Jepang, Kanta Tsuneyama.
Di partai keempat, Indonesia seperti melakukan gambling. Entah apa yang menjadi dasarnya dengan menurunkan ganda putra baru, Daniel Marthin/Kevin Sanjaya Sukamuljo.Â
Lawan yang mereka hadapi bukan kaleng-kaleng. Liu Cheng/Wang Yilyu boleh saja menjadi duet baru China, tetapi mereka telah diturunkan untuk bermain dan selalu menang di tiga pertandingan Piala Thomas 2020 ini.
Sementara itu, Shesar Hiren Rhustavito bolehlah sedikit bernapas lega. Lawannya, Weng Hong Yang, hanya menempati peringkat 148 pada ranking BWF. Dia pun hanya dua kali turun, sekalipun memenangi kedua laganya di Piala Thomas 2020 ini. Itu pun, saat melawan pemain dari Tahiti dan Belanda.
Namun bagaimanapun perhitungan di atas kertas, Indonesia perlu tetap waspada terhadap pemain-pemain muda China ini di Final Piala Thomas 2020, Minggu (17/10/2021) malam WIB di Ceres Arena, Aarhus, Denmark. Selamat berjuang pejuang Piala Thomas Indonesia, doa kami bersama kalian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H