Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Baginda Ali dan Baju Besinya

3 Mei 2021   21:28 Diperbarui: 3 Mei 2021   21:30 3127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syuraih pun diangkat sebagai hakim oleh Khalifah Ali yang saat berperkara itu beliau masih sebagai Khalifah.

Apakah Baginda Khalifah Ali. ra, marah atas putusan Syuraih itu.? Tentu tidak, beliau dengan ikhlas menerima keputusan Hakim. 

Walaupun beliau tahu secara substansi beliau benar karena baju besi itu memang adalah miliknya, namun secara prosedur hukum beliau tidak bisa membuktikannya, sehingga beliau kalah. Dan ini diterima oleh Khalifah.

Melihat kenyataan ini, si Yahudi yang memang tahu perihal baju besi yang ditemukannya itu, terpesona dengan ajaran Islam yang menegakkan keadilan dan persamaan hukum. 

Si Yahudi tidak menyangka bagaimana bisa seorang khalifah yang merupakan menantu Nabi, yang mendatangkan saksi seorang cucu Nabi, yang disidang oleh hakim yang diangkatnya, tapi malah kalah di pengadilan hanya karena prinsip hukum dan keadilan yang tidak terpenuhi.

Walhasil Yahudi tersebut terpesona, dan saat itu juga menyatakan memeluk islam, dan Khalifah Ali menghadiahkan baju besi miliknya yang sah itu kepada si Yahudi.

Yahudi yang sudah masuk Islam ini kelak ikut berjuang dan terbunuh di perang Shiffin. Kisah yang menggetarkan ini berakhir dengan indah.

Inilah keindahan ajaran Islam, yang dicontohkan oleh nabi dan para sahabat dan juga seharusnya oleh kita semua.

Pesan moralnya bahwa meskipun keluarga Nabi atau keluarga pemimpin kalau berurusan dengan hukum semua pihak diperlakukan sama dan harus mengikuti prosedur hukum. Datang ke Pengadilan, panggil saksi dan hadirkan bukti, lantas patuhi apapun keputusan Hakim.

Khalifah Ali tidak menggunakan kekuasaannya untuk membuktikan kebenaran, beliau pun tidak menantang Yahudi atau Hakim untuk melakukan mubahalah. Sang Khalifah betul-betul memahami Islam dan mengajarkan satu hal penting: semua orang sama kedudukannya dalam kebenaran hukum.

Inilah keteladanan yang patut dicontoh oleh kita semua, dimana saat ini hukum sepertinya bisa diintervensi oleh "kekuasaan" baik itu kekuasaan secara materi maupun kekuasaan secara institusional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun