Ditambahkan oleh Syaikh DR Mahmud al-Thahhan bahwa ada beberapa ulama yang menggunakan hadits dhaif untuk semacam memberikan ceramah atau tausiyah, terkait maidhah, anjuran, ancaman, kisah, dan sebagainya. Seperti Sufyan al-Tsauri, Abdurrahman bin al-Mahdi dan Ahmad bin Hanbal.
(Mahmud al-Thahhan, Taysr Musala al-Hadts, [Riyadh: Maktabah al-Maarif, 2004], h. 80).
Jadi sebenarnya hadits ini tetap baik dan bisa dijadikan sebagai hadits untuk memotivasi agar kita dapat menjalankan ibadah puasa dengan tekun dan semangat.
Apalagi jika hadits ini disandingkan dengan hadits-hadits lain yang secara substansi sama tapi lebih sahih sanadnya. Seperti hadits riwayat at-Tirmidzi dan Ibnu Majjah berikut ini:
 "Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ketika tiba awal malam bulan Ramadhan, para setan dan pemimpin-pemimpinnya dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada yang dibuka. Pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada yang ditutup, lalu ada penyeru yang berseru, 'Hai orang yang mencari kebaikan, teruskanlah. Hai orang yang mencari keburukan, berhentilah. Sesungguhnya Allah membebaskan orang-orang dari neraka, dan itu terjadi pada setiap malam'."
Atau juga hadits shahih Bukhari, Muslim
"Siapa yang menghidupkan bulan Ramadhan (dengan puasa atau ibadah) dengan iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan siapa yang menghidupkan (beribadah) malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata'ala maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sejatinya memang bulan Ramadhan ini adalah bulan yang penuh rahmat, penuh maghfirah atau ampunan dan bulan penuh kemuliaan bagi orang-orang yang beriman.
Ramadhan telah memasuki hari-hari akhir, sebentar lagi akan meninggalkan kita semoga ini bukanlah Ramadhan terakhir dalam hidup kita. Marilah kita panjatkan doa :
Bismillahirrahmanirrahiim.
Allahumma laa taj'alhu aakhiral 'ahdi min shiyaamina iyyaah,
fa-in ja'altahu faj'alnii marhuuman wa laa taj'alnii mahruuma.
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati bukan yang hampa semata."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H