Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Sebuah Pagi

4 April 2021   22:15 Diperbarui: 4 April 2021   22:25 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah pagi yang masih berselimut lembayung, orang-orang telah menjadi gila di tangan kekuasaan yang membelenggu.

Semalam perselingkuhan keji antara ambisi dan keserakahan telah mengambil cahaya bulan dari ladang pikiran.

Bagaimanakah nafsu membuat kita bisa berprasangka buruk, meski itu pada bayangan diri sendiri.

Kita yang disibukkan untuk menjadi tirai yang menghalangi cahaya matahari, agar tak lagi ada rembulan di puncak malam.

Berdiri angkuh dengan 1000 slogan untuk menggenggam kegelisahan yang menggenang di antara dua hasrat.

Betapa pedihnya terjebak pada panggung kehidupan, dalam peran antagonis dan masih tertidur di sebuah perahu yang akan karam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun