Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mie Titi, Chinese Food yang Jadi Kuliner Khas Makassar

20 Maret 2021   17:51 Diperbarui: 20 Maret 2021   18:15 5187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau anda berkunjung ke kota Makassar, dan mungkin ingin menikmati hidangan kuliner khas kota Makassar, anda akan menemukan banyak ragam kuliner khas di Makassar, seperti yang mungkin sudah sangat familiar yakni coto Makassar, sop konro, pallu basa, pallu mara dan lain sebagainya.

Tapi Makassar tak hanya punya coto atau konro. Ada mie "Titi" yang gurih hangat. Mie goreng kering disirami kuah kental yang dibuat dari telur dan tepung maizena. Di dalam kuahnya itu ada berbagai campuran untuk toppingnya seperti daging ayam, hati sapi, kubis, sawi, daun seledri, dan udang.

Yah mie "Titi" ini adalah hidangan kuliner yang juga tak kalah khasnya dari kota Makassar, meski bukan termasuk hidangan tradisional, malah kuliner ini adalah sejenis Chinese food, namun termasuk Chinese food khas Makassar.

Kuliner ini adalah hidangan mie kering dan di Makassar terkenal dengan sebutan mie "Titi" atau juga mie "Awa", penamaan ini sebenarnya adalah nama dari penjualnya, tapi karena saking terkenalnya hingga berubah menjadi semacam brand.

Asal usul kuliner mie "Titi" bermula dari sebuah gerobak penjual masakan cina atau Chinese food di kota Makassar sekitar tahun 60-70an. Penjualnya adalah seorang Tionghoa bernama Angko Tjao yang parkir di tepi Jalan Bali, di Makassar waktu itu. Masakan yang dijual hanya tiga masakan yakni mie goreng, mie hokkian dan mie kwantong.

Sekalipun pada masa itu banyak juga terdapat penjual makanan termasuk pejual Chinese food, tapi orang-orang banyak yang senang menikmati masakan Angko Tjao, selain memang karena rasanya enak, Angko Tjao juga sangat komunikatif dan memperhatikan selera pelanggannya.

Begitulah karena Angko Tjao begitu memperhatikan pelanggannya, ia menerima dan menuruti request dari pelanggannya sesuai dengan selera pelanggan.

Dan salah satunya banyak pelanggannya yang suka memesan Mie Kwantong dan mereka meminta agar mienya yang digoreng terpisah dengan kuahnya disajikan agak garing. Mie Kwantong yang asli mienya disajikan basah seperti mie biasanya, tapi ternyata mulanya ada satu orang saja dan kemudian semakin banyak yang juga suka dengan mie yang digoreng garing.

Berawal dari sinilah Angko Tjao berinisiatif untuk menggoreng mienya terlebih dahulu agar mie garingnya lebih cepat ready agar ia lebih efektif melayani pesanan. Ia hanya perlu membuat kuahnya yang berisi bermacam-macam campuran bahan, mie yang telah digoreng kering sebelumnya tinggal disiram dengan kuahnya.

Ternyata setelah Angko Tjao menyediakan mie yang kering ini, justru semakin banyak pelanggannya yang suka dan memesan mie kering, dan terciptalah nama baru bagi kuliner ini yakni mie kering.

Karena semakin laris dan semakin maju, Angko Tjao membuka sebuah restoran masih di jl Bali. Dan Angko Tjao meneruskan keahliannya pada anak-anaknya, dimana anak-anak Angko Tjao juga membuka restoran Chinese food dengan menu andalan mie kering.

Anak Angko Chao yang bungsu yang sering dipanggil Titi (adik) oleh saudara-saudaranya, membuka restoran di jl Bali bagian selatan. Mie  Kwantong versi kering yang mienya digoreng garing dan kuahnya dikentalkan dengan macam-macam campuran sayur, daging sapi, hati ayam, semakin laris dan populer di kota Makassar saat itu.

Saking populernya mie ini, sehingga orang-orang yang ingin membeli mie, jika ditanya ingin beli mie dimana?. Maka jawabnya di "Titi", yang maksudnya di restoran milik Titi anak Angko Tjao. Begitulah saking populernya lama kelamaan hingga orang-orangpun secara tidak sadar menyebut mie itu dengan mie "Titi".

Anak Angko Tjao lainnya juga membuka restoran yang sama dengan adiknya, dengan hidangan yang sama dan sama-sama terkenal di kota Makassar, mienya juga orang-orang biasa bilang mie "Awa" dan mie "Hong lek", tapi yang lebih terkenal dan menyebar luas adalah nama mie "Titi".

Kuliner mie "Titi" inipun akhirnya menyebar luas dan menjadi satu kuliner khas kota Makassar, bukan saja di jual di restoran milik keluarga Angko Tjao, tapi banyak restoran lain yang menjualnya dan bahkan orang-orangpun membuatnya sendiri dan dihidangkan di pesta-pesta maupun acara keluarga.

Mestinya Angko Tjao mendapat sertifikat penghargaan atau lisensi hak cipta atas penemuannya yang legend dan meluas dalam mengolah mie Kwantong menjadi "Mie Titi".
Oh iya hidangan mie "Titi" ini diolah secara halal loh.

Nah biar tidak penasaran dengan rasa mie Titi, berikut ini resepnya:

Bahan-bahan.

  • 500 gr mie basah
  • 1 ikat sawi hijau
  • 50 gr kol
  • 1 bawang bombay dipotong kecil
  • 2 buah dada ayam, dipotong kotak kecil-kecil
  • 5 buah bakso kotak, dipotong kecil-kecil
  • 10 ekor Udang atau 2 ekor cumi dipotong kecil-kecil
  • 2 butir telur, kocok lepas
  • 4 siung bawang putih, dihaluskan
  • 2 sdm tepung maizena, dilarutkan dgn +/- 50 ml air
  • Garam secukupnya
  • Gula pasir secukupnya
  • Merica bubuk secukupnya
  • Minyak untuk menggoreng

Langkah.

  • Rendam mie dengan air hangat +/- 3 menit, kemudian angkat dan tiriskan.
    Panaskan minyak, kemudian goreng setiap bagian mie di atas api sedang hingga kecokelatan dan renyah. Setelah terlihat kecoklatan kemudian angkat lalu tiriskan.
    Dan sisihkan.
    Rebus dada ayam hingga masak, dan simpan air rebusannya.
    Rebus bakso sampai masak. Sisihkan
    Rebus Udang atau cumi. Sisihkan
    Tumis bawang putih yang telah dihaluskan hingga harum, lalu kemudian masukkan air rebusan ayam, lalu masukkan secara perlahan bakso, ayam, udang atau cumi dan sawi hijau, kol dan bawang bombay yang telah dipotong kecil, garam, gula, bawang putih dan merica.
    Cicipi rasa apabila telah sesuai selera, bisa
    kemudian memasukkan larutan maizena. Masak hingga kuah agak kental, kekentalan kuah sesuai selera jika kurang kental dapat ditambah sedikit maizena, jika terlalu kental bisa ditambahkan air, setelah kuah dirasa pas, lalu masukkan telur yang telah dikocok lepas sambil terus diaduk-aduk satu arah.
    Masak hingga kuah kental dan meletup letup.

    Cara penyajian :

Tata diatas piring mie kering kemudian siramkan kuah diatasnya. Dan selamat menikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun