Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Logika Sesat Gara-gara Nissa Sabyan, Kau Bilang Hijab Hanya Gaya Berpakaian

21 Februari 2021   02:59 Diperbarui: 21 Februari 2021   03:05 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: fatihsyuhud.net

Entah mengapa berita "perselingkuhan" Nissa Sabyan dengan Ayus Sabyan begitu diviralkan dan parahnya seperti sengaja dibiaskan menjadi sesuatu yang menjustifikasi keburukan pada penampilan Nissa Sabyan yang berhijab secara general.

Komentar para netizen terlebih ada satu orang songong yang merupakan akademisi sampai menjadikan kasus Nissa Sabyan untuk menjustifikasi hijab hanya sebagai gaya berbusana. Hellooo hari gini masih juga ada orang yang ngaku intelektual tapi berpikiran sempit seperti itu.

Dengan logika seperti itu, saya jadi bertanya dari planet mana kalian berasal?.

Maaf yah bagi kalian penista hijab, perilaku seseorang itu adalah cerminan pribadinya, bukan cerminan atributnya jadi tolong jangan menggeneralisir hijab sebagai sesuatu yang tidak berguna.

Meski diakui bukan hanya Nissa Sabyan, tapi ada banyak orang yang berhijab yang berperilaku "negatif" tapi itu bukan karena hijabnya yang salah, karena perlu anda ketahui masih banyak diluar sana orang yang berhijab yang memiliki akhlak mulia.

Saya memakai hijab atau jilbab bukan mau pamer kalau saya orang baik, tidak. Saya berjilbab karena itu perintah Rabb saya, perintah agama saya, dan saya yakin apa yang diperintahkan oleh Rabb saya itu pastilah baik, bukan hanya baik bagi saya tapi juga baik bagi semua orang, sebagaimana saudara-saudariku yang non muslim percaya dan yakin semua perintah Tuhan itu adalah baik.

Alangkah lucunya kalau kita sampai beranggapan dengan berhijab kita lantas menjadi baik, tentu tidak demikian, kebaikan itu adalah sebuah proses dan hijab adalah bagian dari awal sebuah proses untuk menjadi baik.

Kebaikan dan keburukan perilaku seseorang tak ada hubungan dengan pakaiannya, betapa banyak orang yang memakai seragam militer dan polri juga seragam ASN untuk memperdaya korbannya terus apakah kita harus bilang seragam-seragam itu jelek tidak berguna dan lain sebagainya.

Apakah pakaian seragam sekolah yang putih abu-abu misalnya punya hubungan dengan kepintaran siswa, dengan kerajinan dan ketekunan siswa, tentu tidak, pasti akan ada siswa yang malas, yang nakal dan juga kurang pandai. Jadi apakah pakaian seragam itu salah dan tidak perlu dipakai karena tidak ada gunanya?.

Apakah seragam ABRI, Polri dan seragam pegawai negeri sipil ada hubungannya dengan kualitas kinerja, dengan produktifitas, dengan kejujuran? Tentu tidak, banyak juga dari yang berseragam itu yang terlibat korupsi, malas kerja dan tidak produktif, tapi meski demikian toh kita tak lantas menyalahkan seragamnya.

Yang kedua disini saya juga mau bertanya. Adakah aturan hukum yang melarang seorang wanita jatuh cinta pada suami orang?.

Sepanjang yang saya tahu adalah tidak ada, kecuali aturan administrasi bagi pegawai negeri sipil peninggalan orde baru, yang sebenarnya juga itu sudah harus direvisi karena tidak mencerminkan keadilan bagi wanita, yakni wanita PNS/ASN tidak boleh menjadi istri kedua. Sementara pria PNS/ASN bisa beristri lebih dari satu, ini sungguh diskriminatif.

Saya juga ingin bertanya secara agama, yang tentu saja secara agama yang dianut Nissa Sabyan. Adakah larangan bagi wanita untuk menjadi istri kedua?. Sepanjang yang saya tahu, meski saya bukan ahli agama, bahwa jika pria boleh menikahi 2, 3, atau 4 wanita jika sanggup berbuat adil, disini berarti tidak ada larangan wanita untuk menjadi istri ke 2, 3 dan 4.

Secara budaya, adakah di budaya kita yang menganut monogami?

Sepanjang yang saya tahu banyak raja-raja dan bangsawan-bangsawan tempo dulu yang memiliki selir atau gundik bahkan orang-orang tua dulu memiliki banyak istri.

Nah jika tak ada hukum positif yang dilanggar, tidak ada ajaran agama yang diselisihi, dan tidak ada budaya yang diabaikan kenapa ini harus dihukum medsos kan.

Jatuh cinta itu perasaan yang tidak bisa diduga, orang yang cantik tapi jatuh cinta pada seseorang yang "jelek", ada juga orang yang kaya raya tapi jatuh cinta pada si miskin, ada orang yang jatuh cinta hingga berani kawin lari meninggalkan orangtua, dan bahkan ada yang jatuh cinta hingga berani menanggalkan agamanya. Jatuh cinta itu adalah rasa yang tidak bisa di logis-logiskan.

Maaf saya hanya berusaha berbaik sangka, dalam hal ini pelakor itu bukan sama dengan jatuh cinta dengan pria beristri, pelakor biasanya bermotivasi negatif, dan dalam hal Nissa Sabyan in my humble opinion bahwa teh Nissa jatuh ke dalam cinta akibat weting tresno jalaran soko kulino.

Entahlah sebagai wanita saya berempati pada istri Ayus Sabyan, tapi saya juga tidak berhak memaki dan menghakimi seseorang yang saya tidak memiliki pengetahuan atas apa yang sebenarnya terjadi. Apalagi sampai harus menghina keyakinan agama orang lain dengan berpatokan pada perbuatan seseorang semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun