Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu yang Menyiksa

3 Februari 2021   21:40 Diperbarui: 3 Februari 2021   21:57 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit Foto & Hak Cipta: Michael Goh (Apod Indonesia)

Ada sejuta rindu yang bergayut dalam seberkas pelangi, di ujung pematang yang masih basah oleh hujan di awal februari.

Keheningan yang tiba-tiba datang mengajak langkah kaki menekuri lorong-lorong yang penuh dengan tapak-tapak kenangan.

Sepasang kepodang yang bercengkrama riang di ujung pokok kenari, kicauannya seperti sembilu yang mengupas cemburu.

Di ujung pematang aku hanya bisa menatap atap dangau tempatku melarungkan rindu dalam senandung kidung asmaraloka.

Duhai masa yang berlari laksana petir, kenapa tak kau bawa juga rindu ini bersamamu, aku tak ingin mati berkafan rindu.

Kini bersama senja yang telah pergi, aku hanya bisa menghitung bintang di langit malam, hanya untuk menghapus rindu yang semakin menyiksaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun