Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Keserakahan

1 November 2020   10:46 Diperbarui: 1 November 2020   10:53 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keserakahan adalah belatung
Yang rakus dan selalu lapar
Menggeragas di atas bangkai
Lahap, menyisakan tulang tanpa suara

Hai.... calon bangkai !
Belatung ini menakutkan
Ia memangsamu saat kau masih tertawa
Selalu mencari mangsa

Keserakahan adalah mesin sempurna
Penggerak senyap roda-roda nestapa
Dari pedang-pedang tajam bermata tiga
Yang diayunkan di atas tubuh-tubuh orang miskin yang dilumpuhkan

Keserakahan adalah bangkai beranak
Di atas singgasana kuasa yang tersenyum
Ia melahirkan bayi-bayi korupsi
Yang lahap menetek air mata para sahaya

Keserakahan adalah tikus-tikus hitam
Di bawah payung hari yang bergeliat
Ia menumbuhkan tunas-tunas tipu daya
Yang belalah menghirup keringat para jelata

Keserakahan adalah raja iblis yang menawarkan surga
Bahkan para sesepuh yang dulu menangis
Dibuat kehilangan malu oleh keserakahan
Tangannya yang dulu mengelus dalam kasih sayang
Mencabut sendiri kehormatannya dan mencampakkannya dengan tersenyum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun