Selaksa makna yang tersembunyi
menyibak hening dari kerling matanya
jemarinya yang lentik, lembut mengurai benang-benang rindu
senandung lirih mengalun dari bibirnya
bercerita tentang malamnya yang sepi
tentang kekasihnya yang memintal janji menjadi benang-benang duka.
Dia yang pergi, menitipkan sumpah
bersama segumpal embrio yang terlelap di pelukan rahimnya
telah beratus purnama yang memutari
sumpah untuk kembali telah usang
hanya menjadi dinding penghias harapan
yang kini telah dimakan lumut.
Kini embrio yang dulu lelap
telah menapaki masa ranum yang sebentar lagi dipetik
risau hati, dimanakah dikau yang dulu mengikat akad suci ?
pulanglah meski dengan tangan yang bersedekap hampa
sungguh derita teramat perih
menanti yang tak berkabar
di hadapan dia yang selalu bertanya
siapa ?...
dimana ?...
kapan ?...
dan mengapa ?