Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pertapa

26 Agustus 2020   22:44 Diperbarui: 26 Agustus 2020   22:42 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang pertapa menangkup hening
Berteman bayu yang membisik perih
Membelai lembut dinding angan
Dalam isyarat kerlingan matanya

Burung gagak terbang tanpa hasrat
Seolah ia tak akan pernah lagi pulang
Pucuk pohon hanya menyisakan dendam
Suara nafas tersisa satu, dua

Sang pertapa menyapa angin
Yang membuat daun-daun berguguran
Ia yang mengerti
Pada angin yang menutup mata

ketika langit menantang badai
Awan pun mengerti
Menghapus peluh di wajahnya
hanya cinta yang belum datang

Duhai pertapa
Duhai burung gagak
Duhai langit
Duhai cinta
Tersenyumlah bersama angin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun