aku, dia dan kamu tak pernah mengerti
bahwa keringat yang mengucur dari dahi sang pejuang,
adalah hasrat yang mengalir dari jiwa,
merangkul pertiwi dalam kebebasannya.
dia, kamu dan aku tak pernah mengerti
bahwa airmata yang menitik dari mata sang pahlawan,
adalah rindu yang tercurah dari hati,
memeluk pertiwi dalam kemerdekaannya
kamu, aku dan dia tak pernah mengerti
bahwa darah yang menetes dari luka sang kusuma bangsa,
adalah doa yang terpanjatkan dari kalbu,
mendekap pertiwi dalam suka citanya
aku, dia dan kamu adalah kita
yang terpedaya dalam ketakmengertian
keringat, airmata dan darah para kusuma
yang tertumpah di punggung pertiwi
semestinya mengalir dan bermuara dalam semangat kita.