Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harapan yang Tersisa

31 Juli 2020   12:37 Diperbarui: 31 Juli 2020   12:36 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari puncak menara mesjid

Lantunan takbir berkumandang syahdu

Terasa tak asing menyentuh dinding telinga

Namun seperti tak akrab menyentuh dinding hati

Dahulu lantunan itu selalu mengetuk dari luar dinding kalbu

Tapi kini lantunan itu seperti mengetuk dari dalam dindingnya

Kini untuk memuji namanya dan mensujudkan diri menyembahnya

Ada sekat yang mengatur

Dulu sekat itu diciptakan oleh aku si penyembah

Kini sekat itu diciptakan sendiri oleh yang kusembah

Lalu masih pantaskah kini penyesalanku ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun