Hari ini bersamaan peringatan hari puisi dan juga hari mangrove, saya jadi terinspirasi untuk mempuisikan peduliku pada penyelamatan mangrove yang semakin tahun semakin berkurang saja luasannya.
Hutan mangrove merupakan kawasan dengan kandungan karbon terpadat. Hutan mangrove menyimpan lebih dari tiga kali rata-rata karbon hutan tropis daratan atau lima kali lebih banyak dibanding hutan tropis dataran tinggi.
Hutan mangrove Indonesia diperkirakan menyimpan 3,14 miliar ton karbon atau sepertiga stok karbon pesisir secara global. Seluruh ekosistem mangrove menyimpan karbon: 78% tersimpan di tanah, 20% di pohon hidup, dan 3% di pohon mati atau tumbang. (Murdiyarso et al., 2015).
Dengan daya simpan karbon yang besar itu dan mencegah laju deforestasinya Indonesia bisa menabung reduksi emisi dari 26% yang dijanjikan dalam Konferensi Perubahan Iklim Paris pada 2020.
Kehilangan hutan mangrove menimbulkan 42% emisi gas rumah kaca akibat ekosistem pesisir yang rusak. Disamping itu ekosistim mangrove merupakan ekosistim dengan keragaman hayati, tidak saja habitat laut, tapi juga habitat bagi hewan darat. (sumber: forestdigest.com)
Bakau yang merangas hampir kehabisan daun,
menyapa aku yang sedang merutuk
di pantai yang berlautkan sampah.
Goresan lanskap buram seakan menempel sedih
pada tatapku yang gelap dan nanar.
campakkan duka ke palung mataku yang meratap.