Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rindu Rumah

22 Juli 2020   07:09 Diperbarui: 22 Juli 2020   07:04 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. LAKONHIDUP. COM

Ada rasa getir di ujung lidahnya, seteguk es teh manis menari dalam inginnya, gersang hari, memanggil semua dahaga, bayangan rumah sudah penuh di pelupuk matanya

Hilir mudik kendaraan melaju kencang, tak pernah berhenti mengisi jalanan, ia pun hanya memandang kosong, menunggu saatnya untuk menyeberang

Namun mendadak telinganya seperti ditampar, suara yang sangat keras memekak, dari klakson bus ugal-ugalan yang sekedipan mata nyaris melumat tubuh keringnya

Ada yang mengiris sakit di hatinya, sumpah serapahnya mengalir deras, yang sudah sangat lama tak pernah diucapkannya, tapi ia segera sadar keadaan dirinya

Seperti anjing yang kehilangan sepotong tulang ia melengos, mungkin karena ia masih ingin seteguk es teh manis, bayangan rumah kembali melambai-lambai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun