Mohon tunggu...
Meti Irmayanti
Meti Irmayanti Mohon Tunggu... Lainnya - senang membaca, baru belajar menulis

Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kebohonganmu Telanjang

21 Juli 2020   11:17 Diperbarui: 21 Juli 2020   11:37 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tengah mengutukmu, mencengkeram tangkai mawar penuh duri
Di puncak kemarau yang membakar ilalang kering
Saat musik mulai berbunyi, senandungku serak tak mampu berdendang
Tembang yang telah lama kugubah,  kini terpaksa kulupakan

Anak burung kutilang menyanyi di atas dangau, aku meratapimu
Tumpukan amarah  telah menggenang di antara hati dan jantungku
Berulang-ulang ingin ku pecahkan langit agar bintang-bintang yang gelisah tak lagi bergantung
Kebohonganmu telanjang,  terlihat jelas meski mataku terpejam

Sirna sudah awan-awan berarak yang menggantung, semuanya tiba-tiba kosong
Mawar indah yang kau beri, sembunyikan durinya yang serupa tombak
Kemarau yang panjang telah membesarkan duri-durinya
Kaulah begundal tengik,  yang lahir tanpa membawa hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun