Oleh Metha Madonna
Mendengar kata penyuluhan, maka yang muncul dalam benak sebagian orang adalah  sesuatu yang terkesan kuno,  domain sektor pertanian serta lekat dengan Orde Baru dan propaganda. Â
Penyuluhan juga kerap disamakan dengan penerangan yaitu sebatas penyampaian informasi kepada publik mengenai program atau regulasi Pemerintah sehingga  para pegiat penyuluhan (extension worker) adalah  bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN) atau minimal kepanjangan dari kekuasaan. Begitulah  paradigma masa lalu dan asumsi keliru soal penyuluhan yang perlu diaktualisasikan kembali.
Faktanya, penyuluhan adalah ilmu yang terus berkembang dan mengalami konvergensi seiring kemajuan  Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).Â
Penyululuhan berkembang linear dan sejalan dengan kemajuan di bidang komunikasi sebagai rumpun ilmu sosial humaniora yang berimplikasi pada perbaikan peradaban manusia.
Penyuluhan kembali aktual karena manusia ingin hidup lebih baik atau menghadapi masalah. Sebagai contoh pandemi Covid 19, degradasi moral dan kebutuhan pangan yang besar adalah alasan digencarkannya penyuluhan kesehatan, penyuluhan sosial, penyuluhan keamanan serta yang terpenting penyuluhan pertanian dan ketahanan pangan.
Terlaksananya berbagai upaya pencegahan wabah penyakit menular atau tercapainya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pastinya tidak  dapat terwujud  hanya melalui penyebaran informasi dan sosialisasi yang diakukan Pemerintah sendiri.  Begitu juga perbaikan moral maupun revolusi mental yang dicanangkan hanya sebatas wacana  dan retorika.  Realitanya  sejumlah program yang disebutkan telah  berjalan prosesnya melalui penyuluhan yang terencana serta kehadiran penyuluh non Pemerintah yang telah ikut berpartisipasi.
Kontribusi nyata penyuluhan sangat terlihat dalam pembangunan sektor pertanian, perkebunan dan peternakan.  Peran penyuluhan dan penyuluh dapat diukur secara signifikan berupa peningkatan hasil produksi,  intensitas dan kuantitas produksi dan optimalisasi hasil produksi yang semuanya diawali dengan meningkatnya pengetahuan, ketrampilan dan motivasi para pelaku usaha tani dan ternak di Tanah Air. Representasi  pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) serta capaian peningkatan hasil membuat penyuluhan lekat dan identik dengan pertanian.
Realita bahwa penyuluhan dan eksistensi penyuluh menjadi komponen penting dalam upaya mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan ummat dan negara, maka sangat relevan ketika terjadi perubahan paradigma penyuluhan sebagai sains modern sekaligus strategis dalam upaya akselerasi pembangunan berkelanjutan.Â
Barangkali mennyadari urgensi penyuluhan dalam kerangka pembangunan bangsa serta kemanfaatan  sebagai ilmu dan secara aksiologis, barangkali kedua alasan tadi  jadi alasan Institut Pertanian Bogor (IPB)  mengaktualisasikan penyuluhan pembangunan sebagai peminatan atau konsentrasi dari Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian Pedesaan di Fakultas Ekologi Manusia sejak 2019 lalu.