Pendahuluan
Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, saya berkesempatan mengunjungi Museum Pendidikan Surabaya dalam rangkaian tugas Pembelajaran Dasar Bersama (PDB). Kunjungan ini bertujuan untuk mendalami sejarah pendidikan di Indonesia, khususnya di Surabaya, serta merefleksikan pentingnya pendidikan sebagai pilar pembangunan bangsa. Selain itu, saya juga ingin melihat bagaimana generasi Z, termasuk diri saya sendiri, merespons dan tertarik pada tempat-tempat sejarah seperti museum ini. Hal ini penting untuk mengevaluasi peran museum dalam menarik minat generasi muda dan menjaga warisan budaya.
Eksplorasi Budaya dan Pendidikan
Museum Pendidikan Surabaya menyajikan perjalanan pendidikan dari masa ke masa, mulai dari era kolonial hingga modern. Berbagai artefak seperti meja, kursi, papan tulis kuno, hingga buku pelajaran klasik menggambarkan evolusi sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu bagian menarik adalah ruang kelas tempo dulu, yang memberikan gambaran nyata kondisi belajar di masa lalu.
Selain itu, museum ini juga menampilkan sosok-sosok penting dalam sejarah pendidikan Indonesia, seperti Ki Hajar Dewantara. Ini memberikan pemahaman mendalam mengenai perjuangan untuk memajukan pendidikan sebagai hak setiap warga negara.
Refleksi dan Relevansi
Kunjungan ini memberikan wawasan penting bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang membentuk peradaban. Dalam konteks masa kini, museum ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga nilai-nilai pendidikan sambil terus berinovasi untuk menghadapi tantangan global. Sebagai mahasiswa, tanggung jawab kita adalah melanjutkan perjuangan tersebut melalui berbagai bidang studi yang kita tekuni.
Penutup
Museum Pendidikan Surabaya bukan hanya tempat penyimpanan artefak sejarah, tetapi juga ruang refleksi tentang pentingnya pendidikan dalam membangun bangsa yang berdaya saing. Kunjungan ini memperkuat semangat saya sebagai mahasiswa Universitas Airlangga untuk terus belajar dan berkontribusi bagi masyarakat.