[caption caption="Gunung Everest (Okezone.com)"][/caption]
Gunung Everest memang dinobatkan sebagai gunung tertinggi di muka bumi dengan ketinggian 8.848 m di atas permukaan laut. Gunung ini berada di perbatasan antara Nepal dan Tibet dengan puncak Gunung Everest berada di Nepal. Everest bagi kedua wilayah tersebut memiliki nama sendiri, jika di Nepal, Gunung Everest di sebut Sagamartha (सगरमाथा) yang diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti “Dahi langit) sedangkan Tibet menamakan Gunung Everest dengan nama Qomolangma yang berarti “Bunda Semesta”.
Walaupun kedua wilayah tersebut memiliki nama masing-masing, tapi dunia lebih mengenalnya dengan nama Everest yang diambil dari nama seorang ahli trigonometeri asal Inggris yakni Sir George Everest. Nama ini diberikan atas ide dari Sir Andrew Waugh seorang surveyor-general India yang tidak lain adalah penerus dari Sir George Everest.
Terbentuknya Gunung Everest ini berbeda pada terbentuknya gunung-gunung lain yang ada di bumi, sebagaimana para ahli mengatakan bahwa terbentuknya sebuah gunung terjadi akibat adanya proses tektonis atau proses vulkanisme yaitu proses keluarnya magma ke permukaan melalui retakan atau terusan kepundan namun untuk gunung-gunung di luar planet Bumi, para ahli mengatakan proses terbentuknya akibat dari tumbukan meteorid. Lalu bagaimana dengan proses terbentuknya Gunung everest tersebut?
[caption caption="Pergerakan Benua India Ke Arah Utara (obengplus.com)"]
Lalu beberapa juta tahun kemudian, bagian selatan dari benua ini mulai memecah dan membentuk benua-benua baru yang kita kenal pada saat sekarang. Akibat dari pergeseran tadi banyak terjadi gesekan yang kuat dan cepat dari lempeng tektonik. Lempengan tersebut bergerak ke arah utara India benua EuroAsia yang memaksa dasar laut terdorong keatas. Hal ini telah dibuktikan oleh para ahli dengan ditemukannya batuan sedimen yang seharusnya hanya terdapat di dasar laut tetapi ditemukan pada tebing gunung.
Dan proses terbentuknya Gunung Everest hingga mencapai puncak tertinggi diperkirakan terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Benua India yang bergerak ke arah utara menghancurkan kerak bumi sehingga menyebabkan gunung-gunung Himalaya terbentuk dan Pegunungan Himalaya merupakan tempat dimana lokasi Gunung Everest berada.
Sampai saat ini benua India masih mendorong ke arah utara yang membuat Himalaya dan Gunung Everest menjadi lebih tinggi. Seperti kita ketahui, bahwa planet Bumi memiliki tujuh lempeng raksasa yang bergerak kearah permukaan Bumi. Alhasil menimbulkan gesekan, tabrakan serta turun satu sama lain mulai dari 1-20cm pertahun dan kesemuanya itu terjadi akibat dari panas yang berasal dari kerak bumi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Pegunungan Himalaya dan Gunung Everest masih terus tumbuh sekitar 2 inci pertahun dan bukan tidak mungkin akan lebih tinggi lagi dan tentunya dalam hitungan jutaan tahun ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H