Mohon tunggu...
Cluster 13
Cluster 13 Mohon Tunggu... -

Young lady. Melancholy-Choleric. Nature addict and seeks adventures.\r\n@FT-UB

Selanjutnya

Tutup

Money

Terobosan Portofolio Roadmap 2025

24 Maret 2013   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:19 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13640867571973598975

(Kemenristek, 2006) Berdasarkan Buku Putih penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi energi baru dan terbarukan untuk mendukung keamanan ketersediaan energi tahun 2005 - 2025 seluruh pihak yang berkepentingan dengan pembangunan IPTEK di Indonesia, baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litbang dapat memanfaatkan sebaik-baiknya informasi yang disampaikan. Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopoli-sentralisasi ke arah terbuka-desentralisasi. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional dapat disebut sebagai “Doomsday Scenario” yaitu keterpurukan di bidang penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lingkungan di Indonesia.

Sejalan dengan kondisi tersebut maka disusunlah dalam tulisan ini prosedur penelitian yang berkaitan dengan teknologi energi terbarukan dan berfokus pada ketersediaan gas alam di Indonesia. (Indoenergi, 2012) Antara tahun 6.000 sampai 2.000 tahun SM (Sebelum Masehi), gas alam yang memancar pertama kali ditemukan di Iran. Pancaran gas, pertama kalinya mungkin dinyalakan oleh petir, yang kemudian menjadi bahan bakar untuk "api abadi" bagi agama penyembah api di Persia kuno. Gas alam lebih ringan dari udara. Gas alam sebagian besar terdiri dari gas yang disebut metanaa. Metanaa adalah senyawa kimia sederhana yang terdiri dari karbon dan atom hidrogen. Gas ini sangat mudah terbakar. (Bappeda Pamekasan, 2009) Api Tak Kunjung Padam terletak di arah selatan ± 7 Km dari Kota Pamekasan tepatnya di dusun Dangkah Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan yang merupakan wisata api abadi, sumber air panas, dan belerang. (Kabupaten Pamekasan, 2012) Kabupaten yang terletak di tengah-tengah Pulau Madura ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk berkembang menjadi kawasan industri sebagai penyokong sentra bisnis dan perdagangan di wilayah Jawa Timur. Penyelesaian Jembatan Suramadu pada tahun 2009 mempermudah jalur transportasi sehingga otomatis mempercepat laju perekonomian masyarakat. Hal ini didukung dengan potensi alam yang bisa dikembangkan secara luas dan professional. Keadaan Umum Geografis Pamekasan yang memiliki ketinggian dari permukaan laut 6-350 meter dengan batas daerahnya di sebelah utara adalah Laut Jawa dan di sebelah selatan adalah Selat Madura serta berjarak 125 Km dari Surabaya (Ibukota Jawa Timur) ini didukung dengan kelembapan udara rata-rata 80% yang umumnya mengalami musim penghujan pada bulan Oktober-April serta musim kemarau pada bulan April-Oktober. Melihat peluang yang besar ini, maka dirasa penting untuk mengangkat potensi alam di Pamekasan sebagai hal yang perlu dikembangkan dalam dunia perindustrian. Berangkat dari peluang adanya api abadi di Pamekasan (Madura) ini, penelitian akan mengintegrasikan gas metana di sekitar api abadi sebagai sumber enegi bahan bakar yang sekaligus mendukung potensi sumber daya alam berupa ketersediaan material dolomit yang diperoleh dari informasi penelitian sebelumnya (Khusna et al., 2008) sebagai peluang terciptanya industri mandiri di Pamekasan. Penelitian mengadopsi teknologi pembuatan LNG sebagai alternatif pembuktian bahwa gas alam di Madura layak untuk dipertimbangkan potensinya untuk mendukung ketersediaan energi terbarukan sesuai dengan roadmap sektor gas bumi Kemenristek untuk tahun 2011-2015 bagian teknologi dan produk. Sedangkan penelitian sumber daya alam berupa dolomit ini juga akan membuktikan kebenaran penelitian sebelumnya serta langsung diintegrasikan pada contoh produk sederhana yaitu keramik lantai yang berkilau mutiara (Mardiapoera, 1977) sebagai pendukung perkembangan industri dan perekonomian Indonesia. (LSPB UI, 2012) Keramik yang banyak ditemukan sebagai artefak-artefak peninggalan kebudayaan yang telah lampau banyak dipergunakan sebagai benda hiasan, wadah, dan tempat untuk sesuatu dan terbuat dari tanah liat yang dibakar (clay). Pada abad 20, istilah keramik kemudian dipergunakan untuk berbagai mecam aplikasi-aplikasi keteknikan/rekayasa (engineering). Material keramik untuk bidang rekayasa adalah material yang mampu menahan suhu yang tinggi yang tidak mampu ditahan oleh logam. Semikonduktor adalah salah satu contoh dari material keramik rekayasa (engineering ceramic) untuk aplikasi pada bidang elektronik. Salah satu keunggulan dari material keramik terbaru adalah ketahanannya terhadap temperatur yang sangat tinggi (> 1200°C) dimana logam tidak bisa. Keunggulan tersebut dimanfaatkan pada desain pesawat ulang-alik yakni pada bagian hidung dan sisi bagian bawah yang harus menahan panas sangat tinggi ketika bergesekan dengan lapisan atmosfir bumi. by: Nurilia Fitri Prabawati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun