Mohon tunggu...
Meta Maftuhah
Meta Maftuhah Mohon Tunggu... Konsultan UKM -

Peneliti sosial, konsultan UMKM

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

260 Hari Jelang PON-PEPARNAS 2016, Yuk Intip Persiapannya

14 Desember 2015   20:59 Diperbarui: 15 Desember 2015   16:15 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gedung Sate, aku datang..

Hari Senin, 7 Desember 2015 menjadi moment spesial buat saya, karena pada hari itu, saya terjadwal untuk mengikuti kegiatan

KBandung, komunitas kompasianers di wilayah Jawa Barat, untuk mengunjungi venue Pekan Olah Raga Nasional. Keriuhan PON yang akan diselenggarakan pada tahun 2016, sudah cukup lama saya ikuti, berawal dari aktivitas saya satu tahun terakhir ini pada kegiatan pencetakan seratus ribu wirausaha, dimana event ini jadi salah satu moment yang ditunggu-tunggu. Kembali lagi pada undangan yang diadakan oleh PB PON bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kompasiana, saya terdaftar bersama 22 rekan blogger lainnya.

Pagi itu, kami dijadwalkan untuk berkumpul di Gedung Sate pada pukul 8 pagi, setelah berkomunikasi dengan rekan-rekan yang sudah lebih dahulu tiba, kami diterima di ruangan pers di pintu 7, yang ternyata merupakan sekretariat PB PON. Sudah dibayangkan bahwa event hari itu, semi formil, tapi karena berurusan dengan Pemprov Jabar, saya putuskan menggunakan batik. Ternyata setelah mengisi daftar hadir, kami diberikan sebuah kaos dan souvenir pon, yaitu sebuah flash disk bergambar “Surili” maskot PON 2016. Artinya, dress code pada hari itu adalah kaos. Hmm, ternyata saya salah kostum. Setelah mengisi abses dan semua undangan hadir, pada pukul 09.00, kami menuju bis yang disediakan oleh panitia. Tapi, seperti biasa, sebelum berangkat, foto bersama dulu, ritual yang saat ini tidak boleh terlewat.

 

                                            

  Tujuan pertama kami hari itu adalah kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang merupakan salah satu tempat diselenggarakannya PON 2016. Menurut pers release yang kami terima, terdapat 7 cabang olahraga (cabor) yang dilaksanakan di UPI.

Oh ya,sebelum lupa, ada yang berbeda antara PON tahun 2016 dengan sebelumnya, PON tahun 2016 akan dilanjutkan dengan PEPARNAS, yaitu Pekan Olahraga Paralimpik Nasional, pekan olahraga bagi para penyandang disabilitas. Sehingga semua atribut PON termasuk penyelenggara, tidak hanya PON saja tapi PB PON-PERPANAS. Sehingga jika kita mengunjungi web official dari PB PON, alamat web tersebut adalah www.pon-peparnas2016jabar.go.id dan seluruh media menggunakan kata PON-PEPARNAS, tidak hanya PON.

 

Perjalanan Menuju Universitas Pendidikan Indonesia

Kami tiba di UPI pukul 10.00, dan diterima oleh Bapak Sampurno beserta tim dari UPI Bandung. Mengapa UPI Bandung? UPI memiliki Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) yang dilengkapi dengan sarana olahraga prestasi. Sarana inilah yang digunakan sebagai salah satu venue pada PON-PEPARNAS 2016. Tiba di tempat, sepertinya beliau agak terkejut karena kami tiba lebih awal. Sepertinya ada miss komunikasi, tapi syukurlah, kami bisa melakukan peninjauan venue. Kami tiba di venue pertama, yaitu Gedung Gymnassium yang merupakan tempat olahraga mahasiswa UPI yang dikelola oleh Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK). Kami kemudian diajak masuk ke gedung Gymnasium yang masih dalam tahap pembangunan. Debu berterbangan, membuat saya agak enggan masuk. Tetapi karena semua rombongan masuk gedung, akhirnya saya ikut juga. Lantai pertama, tampak masih berantakan, lalu kami menuju lantai kedua. Menurut Pak Purnomo, gedung Gymnasium yang diperuntukkan bagi olahraga taekwondo dan hoki indoor putri diperuntukkan pula bagi gedung media dan official sehingga gedung yang semula hanya satu lantai pada kegiatan PON-PEPARNAS 2016 dibangun menjadi tiga lantai.

 

                                                                   Foto Gedung Gymnasium

                                                                   By : Meta Maftuhah

 Semua pembangunan fisik dilakukan sebanyak dua tahap. Tahap pertama ditargetkan selesai pada 31 Desember 2015, dan tahap kedua pada bulan Juni 2016. Pada tahap pertama ini, pembangunan di gedung gymnasium sampai dengan tanggal 7 Desember 2015 mencapai 80 %. Gedung ini diharapkan dapat menampung 7000 penonton dengan dilengkapi 12 toilet, ruang ganti dan ruang official. Kami tidak lama-lama di gedung gymnasium, karena pembangunan gedung menimbulkan debu yang cukup menyesakkan nafas. Bergegas kami menuju venue kedua yaitu lapangan softboll yang terletak di depan gedung gymnasium dengan jarak sekitar 50 m.

Di Lapangan softboll putri, Pak Sofwan dari bagian Perencanaan, didaulat oleh Pak Purnomo untuk menjelaskan mengenai perkembangan pembangunan di lapangan softbol putri. Menurut Pak Sofwan, tahap pertama pembangunan lapangan sofbol adalah melakukan pemasangan gravel kapasitas 340 m3 dan pipa air sepanjang 1000 m. Di lapangan sofbol, akan dipasang rumput seluas 3000 m2. Kondisi pembangunan lapangan softbol sampai dengan tahap 1 adalah 80 %. Sedangkan pada tahap dua, akan dilakukan pembangunan tribun setinggi 1,5 – 2 m, kamar mandi, serta lapangan warming up dan lampu dengan daya 32.000 kva. Sehingga jika pertandingan dilakukan pada malam hari, maka kondisi lapangan akan terang-benderang. Mendengan uraian Pak Sofwan, bayangan ini terbang seperti melihat lapangan sofbol yang sering ditayangkan di film-film Hollywood. Terbayang lampu yang terang benderang dengan tribun diisi oleh 600 penonton duduk dan 2000 penonton berdiri. Hmm, seru juga tampaknya. Bangga, Jawa Barat punya lapangna softbol sekelas Internasional.

Saat mengunjungi venue lapangan softbol, Bapak Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd, menjelaskan pula tentang keikutsertaan jurusan FPOK UPI yang dipimpinnya dalam ajang PON-Perpanas 2016. Event ini akan melibatkan mahasiswa FPOK UPI baik sebagai atlit maupun official, termasuk para mahasiswa yang diharapkan setelah lulus menjadi guru olahraga di sekolah. Jadi event ini akan memberikan multiplier yang cukup besar bagi perkembangan olahraga di Jawa Barat khususnya. Dapat dibayangkan guru yang mendapat pendidikan dengan fasilitas internasional, maka diharapkan anak didiknya mendapatkan pendidikan yang maskimal.

                                                   Penjelasan dari Dekan FPOK UPI Dr. Yunyun Yudiana, MPd

                                                  Foto by Meta Maftuhah

 Dari lapangan softbol kami menuju venue ketiga, yaitu sport hall, yang pada event PON-PEPARNAS 2016 akan digunakan untuk cabang olahraga sepak takraw. Pembangunan di sport hall sekilas seperti yang sudah selesai. Tampak di tribune, terpasang kursi fiber untuk tempat duduk VIP yang masih ditutupi plastik, dan lantai gedung tampak rapi dengang dilapisi parquet solid kayu jati Jabar. Setelah pegal berkeliling venue, lantai yang bersih tersebut rasanya cukup nyaman untuk diduduki. Tampak sebagian blogger, termasuk saya duduk berselonjor sambil mendengarkan penjelasan dari ketua tim pembangunan sport hall. Sport hall direncanakan digunakan untuk 4 lapangan sepak takraw dengan kapasitas 750 penonton. Tahap kedua yang akan dilaksanakan pada bulan Januari 2016, akan dilakukan pengadaan Ac, supaya ruangan tidak terlalu panas serta pembangunan ruangan penunjang seperti toilet, ruang ganti dan ruang official. Oh ya, jangan khawatir kalau nanti akan menontong pertandingan di UPI. Semua venue dilengkapi toilet, mushala, kantin, bahkan direncanakan akan ada food truck. Tenang, tidak bakal kelaparan.

 

 

 

          Foto Bersama di Sport Hall. Nyaman kan ruangannya, enak buat leyeh-leyeh melepas lelah, ups

                              Foto by PB PON-PEPARNAS 2016

 

Setelah mengunjungi sport hall, perjalanan dilanjutkan menuju kolam renang yang jaraknya sekitar 300 m dari sport hall. Dengan memanggul ransel di punggung berisi laptop, rasa-rasanya punggung ini sudah pegal, tapi harus tetap semangat, satu venue lagi. Akhirnya setelah 15 menit berjalan versi santai, kami tiba di kolam renang. Dari luar kolam renang di UPI tampak luas, tapi entah bagian dalamnya. Agak penasaran juga ingin melihat bagian dalam kolam renang UPI.

 Ternyata perjalanan panjang yang lumayan melelahkan tidak sia-sia. Tidak hanya kolam renangnya yang memang luas dan jernih, view atau pemandangan di kolam renang juga luar biasa indahnya. Mata yang awalnya terkena debu jadi cerah kembali melihat pemandangan alam yang terdapat di belakang kolam renang. Perumahan penduduk dengan kondisi alam yang masih asri dilengkapi kebun dan perbukitan, membuat saya kurang berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dari tim pembangunan kolam renang. Kolam renang UPI merupakan salah satu kolam terbaik di Bandung dengan standar internasional dan telah mendapat sertifikasi. Airnya yang jernih dengan dilengkapi pemanas, membuat suhu air sesuai dengan syarat kolam renang. Belum lagi dilengkapi bonus pemandangan yang mungkin tidak ada di kolam renang lainnya. Sayang perjalanan masih panjang dan saya tidak bawa baju renang. Kalau boleh, badan ini ingin langsung menceburkan diri ke kolam yang jernih dan pasti rasanya segar sekali. Kolam renang di UPI akan digunakan untuk tiga cabang olahraga, yaitu renang, renang indah (senam), dan loncat indah. Kolam ini dapat menampung 600 hingga 2000 penonton. Jadi, tidak usah khawatir tidak kebagian tempat duduk ya.

 

 

                                           Pemandangan Kolam Renang UPI. Bagus Kan Viewnya

                                          Foto by Meta Maftuhah

 

Kolam renang adalah venue terakhir yang kami kunjungi di UPI. Waktu sudah menunjukkan pukul 11.15, saatnya menuju tempat kedua yaitu Rumah Makan Bancakan. Menurut jadwal acara, kami akan dijamu makan siang bersama Pak Gubernur Ahmad Heryawan. Terus terang saya sangsi, bakal makan siang bersama Pak Gubernur. “Da aku mah saha, masa sih, bakal makan siang dengan Pak Gubernur? Tapi kita lihat saja nanti, “ fikir saya dalam hati. Perjalanan UPI-RM Bancakan ditempuh selama 45 menit, ditemani kemacetan di jalan layang pasopati dan demo di depan Gedung Sate.

 

Press Conference Gaya Kompasianers, Heboh tapi Berbobot

 Akhirnya, press conference, tepatnya blogger conference ya. Akhirnya salah satu impian masa kecil saya jadi wartawan menjadi kenyataan, eh, kok curcol. Pukul 12 siang kami tiba di RM Bancakan. Kami disambut oleh Pak Ateng Kabag PPM dan Pak Rudi Kabag Rumah Tangga dari Pemprov Bandung. Makanan sudah disajikan di tempat lesehan, tapi menunggu Pak Gubernur menurut Pak Rudi. Sambil menunggu, kami shalat dluhur dahulu. Tapi serius, saya masih belum percaya kalau Pak Gubernur bakal hadir. Usai shalat dluhur saat sedang mengobrol dengan beberapa rekan, Mbak Wawa dari Kompasiana menyampaikan Pak Gubernur sudah datang. Ah, masih belum percaya juga. Tapi ternyata, Gubernur Jawa Barat Bapak Ahmad Heryawan memang hadir. Memang hebat Kompasiana, dapat diundang Pak Gubernur untuk makan siang dan ngobrol santai bersama blogger.

 

Usai makan siang, Kang Aher, sapaan akrab dari Gubernur Jawa Barat menyampaikan beberapa informasi mengenai PON-PEPARNAS 2016. Memang sudah saatnya Jawa Barat menggelar PON ke XIX, dimana hajat nasional ini pada tahun 1961 diadakan di Jabar, dan kedua kalinya event ini akan diadakan pada tahun 2016. Persiapan PON digagas sejak tahun 2010 dengan mengirimkan proposal ke KONI dan Kemenpora. Saat itu, nominator perhelatan akbar olahraga ke XIX adalah Provinsi Jabar dan Banten. Tetapi, dengan presentasi yang memukau menurut Pak Gubernur, akhirnya Provinsi Jawa Barat yang terpilih dan pada tahun 2012, Jabar ditetapkan sebagai penyelenggara PON XIX.

 

Berfoto Usai Pemaparan PON-PEPARNAS 2016. Betul ternyata, Pak Gubernur Hadir

Foto by Hilman M N

 

Ada dua agenda besar penyelenggaraan PON-PEPARNAS 2016, yaitu sebelum pelaksanaan dan saat pelaksanaan. Agenda sebelum pelaksanaan adalah persiapan venue, sedangkan agenda saat pelaksanaan adalah pelaksanaan kegiatan. Pon 2016 akan melibatkan 8500 atlet dengan 44 cabang olahraga yang diselenggarakan pada 61 venue di 15 Kabupaten/Kota. Sedangkan Perpanas XV akan diikuti oleh atlet dari 13 cabang olahraga. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 2-12 September 2016 untuk PON XIX dan dilanjutkan PEPARNAS XV. Catur sukses menjadi target dari penyelenggaraan PON-PEPARNAS 2016, yaitu sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, sukses ekonomi kreatif dan sukses administrasi.

 

Sukses penyelenggaraan, diharapkan event akbar ini akan berhasil dengan baik dan lancar. Pemprov Jabar membuka kesempatan bagi warga Jabar yang akan menjadi relawan. Sekitar 10.000 orang diharapkan dapat menjadi relawan untuk turut mensukseskan event ini. Pemprov Jabar juga menyiapkan puluhan event organizer, 400 hotel, serta penyedia barang dan jasa lainnya, sehingga para atlet, official, wartawan serta penonton nyaman mengikuti acara PON. Pada pembukaan akan disiapkan 3000 penari dari berbagai sekolah seni yang dipadu dengan laser serta teknologi IT dan ditutup kembang api. Oh ya, pembukaan direncakanan dilaksanakan di Stadion Jalak Harupat Soreang. Kesuksesan event ini bergantung pada pembangunan tol Soroja yang sedang berjalan. Terbayang jika jalan tol tersebut tidak selesai, hari biasa saja dibutuhkan waktu 1-1,5 jam untuk ke Soreang dari Bandung. Kalau PON berjalan dengan melewati jalan Kopo-Katapang, entah berapa jam waktu tempuh menuju Stadion Jalak Harupat. Semoga jalan tol dapat selesai pada waktunya.

Sukses prestasi, diharapkan Provinsi Jawa Barat akan menjadi juara umum pada PON XIX, dimana saat PON XVIII di Riau Provinsi Jawa Barat menjadi runner up. “Pada pon ini diharapkan tidak hanya menjadi juara umum, juga dapat dipecahkan rekor nasional bahkan rekor dunia,” urai Kang Aher. PON menyediakan jumlah medali emas yang sangat banyak, sehingga dapat menjadi pencetakan prestasi para atlet nasional.

Sukses ekonomi kreatif, event PON XIX diharapkan juga dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan, dimana sebaran ukm yang cukup besar termasuk juga beraneka produk ukm dapat diserap pada event PON kali ini. Nah ini yang menarik buat saya. Sebagai pendamping ukm, event ini dapat menjadi ajang pembuktian bagi para ukm mitra untuk memasarkan produknya. Sekaligus promosi sambil memasarkan bukan tidak mungkin, para atlet atau official dari luar daerah, tidak hanya kembali membawa medali tapi juga cindera mata dan berbagai produk hasil pengusaha Jawa Barat. Kesempatan langka untuk dapat memperkenalkan produk kita pada masyarakat di Seluruh Indonesia.

Sukses administrasi, ini yang cukup berat. Event PON-PEPARNAS 2016 menghabiskan dana yang tidak sedikit, yang dianggarkan selama tiga tahun sejak tahun 2014. Kelengkapan administrasi yang harus disiapkan tentunya tidak sedikit. Terlebih lagi, kegiatan itu menggunakan dana APBD yang sangat besar, sehingga jika pengadministrasiannya tidak tepat, akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Pak Gubernur ingin menjaga supaya keempat target dapat terlampaui, sehingga setelah pelaksanaan PON-Perpanas tidak terjadi masalah.

 

Surili, Maskot PON-PEPARNAS 2016

Setiap event memiliki maskot, termasuk event PON-Perpanas 2016. Pilihan jatuh pada Surili. Hewan bernama latin Presbytis comata, sejenis primata endemik asli Jawa Barat yang terancam punah ini tinggal di kawasan hutan Konservasi Taman Nasional Gede Pangrango. Pemilihan Surili sebagai maskot adalah karena kelucuan, kebersahajaan, kelincahan dan kehangatan lengkingannya yang mewakili sebagian sifat dan kemampuan atlet. Surili dikenakan iket, yaitu pengikat kepala khas Jawa Barat yang mencerminkan nilai luhur tradisi dan karakter Masyarakat Jawa Barat :”Cageur, Bageur, Bener, Pinter”.

Sedangkan tagline yang diusung adalah “Berjaya Di Tanah Legenda” yang merepresentasikan Jawa Barat sebagai Provinsi yang memiliki banyak legenda baik di bidang politik, budaya maupun olahraga, termasuk juga para atlet yang menjadi legenda olahraga di Indonesia.

 

                                                         Surili, Maskot PON-PEPARNAS2016

                                                         Foto by Meta Maftuhah

 

Acara dialog dengan Gubernur berlangsung hingga pukul 14.00, ditutup dengan foto bersama, penyerahan hadiah livetweet serta pembagian cindera mata. Bukan blogger kalau bukan rusuh, nyungkeun dihapunten ya Pa Gubernur, kalakuan blogger anu riweuh dan heboh.

 

Venue Saparua dan Penutupan di Gedung Sate

Usai acara, perjalanan dilanjutkan mengunjungi venue di Lapanan Saparua yang akan digunakan untuk Judo, Gulat dan Sepatu Roda. Venue di Lapangan Saparua tampak masih dalam pembangunan. Sayang kami tidak dapat bertemu dengan pimpro. Kami akhirnya berdialog dengan Pak Ateng dan berfoto di arena sepatu roda yang terlihat cukup bagus, berbeda dengan kondisi lapnangan saparua yang selama ini digunakan.

 

 

                                                       Berfoto di Lapangan Saparua

                                                      Foto by Eka Riani

 

Usai melihat-lihat kondisi lapangan saparua, kami melanjutkan perjalanan ke Gedung Sate, saat itu Pak Ateng menawarkan kami untuk berkunjung ke Menara Gedung Sate. Wow, tawaran yang menarik. Sudah lebih dari 40 tahun tinggal di Bandung, tapi belum pernah sekalipun naik menara gedung sate. Tawaran yang sayang untuk dilewatkan.

 Gedung pemerintahan yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada 27 Juli 1920 ini namanya adalah Gouvernemens Bedjriven (GB) tapi, berhubung bentuknya seperti sate, maka oleh masyarakat Bandung disebut gedung sate. Padahal yang tampak seperti sate itu aslinya adalah replika jambu (wah, jauh ya, jambu jadi sate). Gedung ini dibangun oleh 2000 orang selama 4 tahun, dan sebagian besar diantaranya adalah warga Bandung.  Informasi tersebut diperoleh saat kami mengunjungi menara gedung sate.. Menara ini terdapat di lantai empat gedung sate yang berada di atas musium yang berisi beberapa informasi tentang Jawa Barat dan beberapa artefak. Menara di atas musium dapat dicapai dengan menaiki tangga kayu. Dari atas menara dapat dilihat pemandangan kota Bandung. Dari menara dapat dilihat monumen perjuangan yang terletak satu garis lurus dengan Tangkuban Perahu. Usai menikmati Bandung dari puncak Gedung Sate, Pak Ateng menutup acara hari itu. Benar-benar suasana yang luar biasa dapat mengunjungi venue PON-PEPARNAS 2016.

 

                                                             Foto di Menara Gedung Sate

                                                             Foto by K Bandung

 260 Hari Jelang PON-PEPARNAS 2016

Masih tersisa 260 hari menjelang event PON-PEPARNAS 2016. Bagaimana keberhasilannya, tidak hanya dibebankan pada pundak Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tetapi juga elemen lainnya, seperti Pemerintah Kota/Kabupaten, penyedia barang dan jasa, pelaku usaha, termasuk masyarakat Jawa Barat. Sukses PON-PEPARNAS 2016 adalah Sukses Masyarakat Jawa Barat.

Jadi, yuk ikut ambil bagian di perhelatan akbar ini, jadi relawan dan pantau pelaksanaannya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun