Â
Venue Saparua dan Penutupan di Gedung Sate
Usai acara, perjalanan dilanjutkan mengunjungi venue di Lapanan Saparua yang akan digunakan untuk Judo, Gulat dan Sepatu Roda. Venue di Lapangan Saparua tampak masih dalam pembangunan. Sayang kami tidak dapat bertemu dengan pimpro. Kami akhirnya berdialog dengan Pak Ateng dan berfoto di arena sepatu roda yang terlihat cukup bagus, berbeda dengan kondisi lapnangan saparua yang selama ini digunakan.
Â
Â
                                                     Foto by Eka Riani
Â
Usai melihat-lihat kondisi lapangan saparua, kami melanjutkan perjalanan ke Gedung Sate, saat itu Pak Ateng menawarkan kami untuk berkunjung ke Menara Gedung Sate. Wow, tawaran yang menarik. Sudah lebih dari 40 tahun tinggal di Bandung, tapi belum pernah sekalipun naik menara gedung sate. Tawaran yang sayang untuk dilewatkan.
 Gedung pemerintahan yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada 27 Juli 1920 ini namanya adalah Gouvernemens Bedjriven (GB) tapi, berhubung bentuknya seperti sate, maka oleh masyarakat Bandung disebut gedung sate. Padahal yang tampak seperti sate itu aslinya adalah replika jambu (wah, jauh ya, jambu jadi sate). Gedung ini dibangun oleh 2000 orang selama 4 tahun, dan sebagian besar diantaranya adalah warga Bandung. Informasi tersebut diperoleh saat kami mengunjungi menara gedung sate.. Menara ini terdapat di lantai empat gedung sate yang berada di atas musium yang berisi beberapa informasi tentang Jawa Barat dan beberapa artefak. Menara di atas musium dapat dicapai dengan menaiki tangga kayu. Dari atas menara dapat dilihat pemandangan kota Bandung. Dari menara dapat dilihat monumen perjuangan yang terletak satu garis lurus dengan Tangkuban Perahu. Usai menikmati Bandung dari puncak Gedung Sate, Pak Ateng menutup acara hari itu. Benar-benar suasana yang luar biasa dapat mengunjungi venue PON-PEPARNAS 2016.
Â