Mohon tunggu...
Meta Sekar Puji Astuti
Meta Sekar Puji Astuti Mohon Tunggu... -

Pengarang buku "Apakah Mereka Mata-Mata?" yaitu buku mengenai kisah orang-orang Jepang di Indonesia sebelum perang (sebelum 1942). Penulis di beberapa kolom koran dan website.\r\n\r\nPengamat sejarah dan budaya. Khususnya wilayah Jepang dan Asia Tenggara. Mencoba untuk belajar apa saja. Saat ini sedang bermukim di Tokyo, Jepang, untuk melanjutkan studi serta mendampingi suami yang sedang ditugaskan di KBRI Tokyo, Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Penelope Cruz" Ikut Menyanyi Indonesia Pusaka di Festival Indonesia di Tokyo?

11 September 2012   00:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:39 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya…..,” lengkingan Tantri vokalis band Kotak di tengah hiroba (lapangan) Roppongi Mid-Town di Tokyo. Suaranya diikuti oleh bapak Muhamad Luthfie duta besar Indonesia untuk Jepang dan ibu Bianca A. Luthfie mantan model yang sangat dikenal di tahun 1980-an.

[caption id="attachment_198348" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Dubes memanggil sang Kumendan Jenderal-nya"][/caption]

Lagu Indonesia Pusaka selalu membuat saya sedih, terharu dan bangga dengan Indonesia di mana pun juga dinyanyikan. Entah saya cengeng, entah saya sok merasa sedikit rasa nasionalisme di dalam jiwa. Buat saya Indonesia Pusaka selalu menyentuh. Demikian pula saat Indonesia Pusaka dinyanyikan oleh band Kotak pada tanggal 8 dan 9 September lalu di Tokyo pada saat acara festival Indonesia di Jepang. Festival Indonesia ini menjadi satu perayaan besar yang digarap oleh KBRI dalam rangka memperkenalkan budaya, kesenian dan kehidupan Indonesia di Jepang.

1347322690405990232
1347322690405990232

Acara tahunan ini telah dilakukan ke-tiga kalinya. Pada tahun-tahun sebelumnya, acara ini diselenggarakan di Yoyogi-park, taman di daerah Shinjuku-ku. Pada tahun 2012 ini acara diselenggarakan di daerah Roppongi, Minato-ku daerah elit di kawasan baru yang dinamakan Tokyo Mid-Town satu kompleks gabungan antara pemukiman, perbelanjaan, pertunjukan dan pameran kesenian. Kawasan ini melengkapi Roppongi Hills yang dibangun oleh grup Mori yang penuh kontroversi dengan konsep membuat pemukiman elit pertama di Tokyo, yang dimiliki oleh taipan real-estate Minoru Mori.

13473228021952366784
13473228021952366784

Festival yang bertemakan Indonesia yang pernuh warna (Colorful Indonesia) ini berhasil mengundang ratusan atau mungkin ribuan warga Indonesia di Jepang dan penduduk Jepang yang tertarik di Indonesia. Selama dua hari penuh pengunjung dimanjakan dengan pertunjukan, fashion show, pameran, workshop batik, dan tak lupa makanan Indonesia yang dijual oleh beberapa restoran Indonesia di dalam acara ini. Meski acara lebih banyak dikunjungi di panggung utama di lapangan, namun pameran yang diisi oleh beberapa pameran juga tak kalah mengundang perhatian dari banyak pengunjung. Stand bank Indonesia yang mengisi dengan pameran uang dan sejarah uang di Indonesia juga menjadi bagian yang menarik dari acara ini. Stand-stand lainnya termasuk dari Garuda Indonesia, bank BNI, Kyodai Remittance, APPJ (Tjiwi Kimia, Jepang), Deperindag dan kantor Atase Pendidikan Kebudayaan KBRI.

13473220771290334079
13473220771290334079

[caption id="attachment_198354" align="aligncenter" width="300" caption="Pra MC yang mengenakan batik Indigo dari Gallery Batik Jawa"]

13473223401976919005
13473223401976919005
[/caption]

Di panggung kecil juga beberapa pertunjukan dilakukan dari menyanyi, tari-tarian hingga pencak silat. Salah satu pertunjukan menarik adalah ditarikannya tarian Jawa yang dipentaskan oleh pasangan anak dan ibu, Mami Murayama yang pernah belajar di Indonesia. Selain pertunjukan, di panggung kecil ini juga dilakukan demo batik dengan mendatangkan ahli batik langsung dari Yogyakarta. Ibu Nita dari Gallery Batik Jawa memperagakan batik langsung di atas panggung kecil. Demo batik ini menarik banyak minat pengunjung baik dari Indonesia dan Jepang. Hanya sayangnya, karena waktu yang cukup lama untuk berlatih membatik maka, terpaksa hanya dilakukan oleh sebagian orang saja. Namun seorang gadis kecil rela menunggu untuk gilirannya. Sebagian banyak orang Jepang berbisik-bisik, “Sugeee….sugeee….suteki…,” (sugee dari sugoi (hebat) dan suteki (indah) dan kagum akan kedetilan batik yang ternyata dibuat dengan cara yang tidak sederhana.

13473219531111817346
13473219531111817346

1347322367324485429
1347322367324485429

1347322885258512316
1347322885258512316

13473237751290766025
13473237751290766025

[caption id="attachment_198371" align="aligncenter" width="300" caption="Kadet Jepang mencoba membatik"]

1347323806939033777
1347323806939033777
[/caption] [caption id="attachment_198372" align="aligncenter" width="300" caption="Minami (Selatan) si gadis cilik itu menari tarian Jawa"]
1347323836681511438
1347323836681511438
[/caption]

Sementara itu di panggung kantor atase pendidikan dan kebudayaan tidak kalah heboh. Sekelompok pemuda dan pemudi yang tergabung dalam PPIJ (Persatuan Pelajar Indonesia Jepang), para pemuda yang sedang menempuh pendidikannya di Jepang melakukan demo angklung. PPIJ yang dipimpin oleh calon ahli robot, Rodiyan Gibran, menarik banyak pengunjung untuk menggoyangkan angklung. Sebagian mereka merasa takjub. Angklung alat musik yang nampak begitu sederhana ini ternyata menjadi musik indah ketika digoyang bersama banyak orang. Meski banyak yang pertama kali memainkan angklung, sebagian dari mereka agak takjub karena lagu Furusato berhasil dimainkan bersama. Kami semua lebih takjub ketika seorang pimpinan kelompok angklung datang ke stand kami dan memimpin permainan angklung. Dalam hitungan menit, kelompok angklung dengan anggota yang tidak saling kenal berhasil menghasilkan lagu Do Re Mi dari the Sound of Music!

1347322921143101442
1347322921143101442

13473229941204087330
13473229941204087330

1347323173326020066
1347323173326020066

Pada hari kedua di hari Minggu, pertunjukan peragaan busana batik pun tidak kalah mengundang decakan kagum para pengunjung. Para peraga busana, sebagian besar adalah ibu-ibu muda cantik yang lama tinggal di Tokyo, meski bukan model profesional dengan anggunnya melangkah dengan elegan di panggung. Bahkan Ari Tulang sang koreografer pun mengakui mereka punya bakat yang cukup tinggi dalam melenggang di panggung meski ada yang baru pertama kali memeragakan busana. Meski latihan hanya dalam jangka waktu dua hari dan dengan deraan udara panas Tokyo, peragaan busana ini cukup menyedot perhatian pengunjung.

13473232081171404929
13473232081171404929

13473230901530816478
13473230901530816478

1347324174257218093
1347324174257218093

Meski masih banyak yang ingin menikmati suasana akrab dan “sangat Indonesia” di wilayah elit di Tokyo ini, namun acara pesta ini harus usai. Harus diakui meski tidak ada gading yang tak retak, acara ini berakhir dengan aman dan sesuai rencana. Para diplomat Indonesia yang ditempatkan di Tokyo yang bekerja keras selama berhari-hari akhirnya berhasil menuai hasilnya.

13473221031281190491
13473221031281190491

1347321765956830571
1347321765956830571

[caption id="attachment_198369" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Dubes di antara kerumunan pengunjung dan penonton di panggung utama"]

13473236771269970578
13473236771269970578
[/caption]

Pertunjukan terakhir di panggung ditutup oleh band Kotak dengan menyanyikan lagu-lagu bertemakan nasionalisme seperti Kebyar-Kebyar yang dipopulerkan Gombloh dan Indonesia Pusaka yang diciptakan olehIsmail Marzuki. Bahkan pak Dubes dan ibu Dubes juga ikut menyanyikan lagu ini bersama-sama pengunjung di atas panggung, “Sampai jumpa di acara yang sama tahun depan!” teriak sang dubes.

13473233121115678516
13473233121115678516

Usai acara, ibu dubes yang wajahnya mirip dengan Penelope Cruz dan Angela Aki, penyanyi cantik asal Jepang, ini kemudian foto bersama anggota band Kotak, Chua dan Tantri, yang sebelumnya berteriak, “Aduh ibu dubes cantik sekali!”

[caption id="attachment_198367" align="aligncenter" width="300" caption="Bu Dubes Cantik sekali....kata Tantri"]

1347323381671993473
1347323381671993473
[/caption]

Mungkin di antara penonton depan panggung juga berpikiran sama. Mungkin penonton berpikir ada Angela Aki atau Penelope Cruz yang bisa menyanyikan Indonesia Pusaka. Ah, bukannya memang Indonesia cantik dan berwarna-warni...

13473210651197200265
13473210651197200265

Tokyo, 11 September 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun