Singkatnya, serial ini berusaha menampilkan kisah mengenai cinta pertama di masa muda yang lugu, polos, tidak terlupakan, dan menyesakkan, sekaligus menceritakan kisah tentang cinta pertama setelah dewasa yang rumit.
Sepanjang cerita berjalan dari episode pertama hingga episode sembilan, sutradara secara konsisten menghadirkan cerita dengan menggunakan alur maju-mundur pada setiap episodenya.
Cerita yang dihadirkan melalui alur maju-mundur itu berhasil memberikan nuansa yang beragam-ragam sebab penonton akan benar-benar merasakan seperti sedang diajak berpetualang menyusuri ruang dan waktu mengikuti perjalanan romansa Harumichi dan Yae yang menyenangkan, mengharukan, dan bahkan menyesakkan.
Dengan memanfaatkan alur maju-mundur yang digunakannya, sutradara pun dalam proses membuat adegan terkadang nampak dengan sengaja menunjukkan kemiripan antara dua kejadian atau peristiwa, yaitu kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dengan masa kini atau dapat dikatakan sutradara memang sedang bermaksud menyisipkan sensasi deja vu di dalam cerita.
Timbulnya sensasi tersebut kemudian seperti menunjukkan atmosfer yang begitu mendalam di antara hubungan Harumichi dan Yae. Secara tidak langsung pun seakan-akan membuktikan bahwa hubungan di antara keduanya bukanlah hanya semacam kebetulan belaka, melainkan hubungan antara Harumichi dan Yae memanglah takdir yang telah dituliskan.
Tidak dipungkiri, berjalannya sebuah alur cerita tidak dapat berjalan dengan begitu baik apabila tidak diimbangi dengan kemampuan berakting yang mumpuni dari para aktris dan aktor yang berperan di dalamnya.
Serial ini pun membuktikan pernyataan tersebut sebab seluruh aktor yang terlibat di dalam serial First Love 初恋 ini begitu cakap dan andal dalam memerankan peran cerita mereka masing-masing.
Dilihat dari segi kemampuan teknik akting mereka, seperti gestur tubuh, mimik wajah, dan pelafalan ucapan, dapat dikatakan sudah mendekati sempurna.
Para aktor begitu cerdas dalam mengolah setiap kemampuan teknik akting mereka sehingga seluruh emosi yang berusaha disampaikan pun dapat tersampaikan dengan begitu jelas kepada penonton.
Dengan begitu keterikatan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya akan terlihat terjalin begitu erat dan kuat, sehingga hal tersebut akan memudahkan timbulnya rasa empati penonton kepada setiap tokoh yang ada di dalam serial ini.
Kemampuan berakting para aktor yang menakjubkan tersebut dapat terlihat sangat nyata dan alami di beberapa adegan yang menampilkan momen-momen klimaks, salah satu contohnya seperti ketika Yae harus berpisah dengan Tsuzuru Kosaka, sang anak, karena hak asuhnya harus berpindah kepada Kojin, ayah dari Tsuzuru.