Secepat sinar kilat menyambar anak tokek hinggap di bingkai jendela si suster bersimsalabim sehingga uang itu lenyap dari pandangan, aman sembunyi di balik daleman. Mengiralah Joe dengan besar pengharapan bahwa jemari lentik suster segera setelahnya, lantas melanjut gerakannya ke arah objek fantasi. Nyatanya, lalu yang dia dengar malah suster berkata begini ....
 "Mas, sampeyan keluar kamar, ambil arah kanan, jalanlah terus ikuti koridor sampai mentok. Di sana mas akan jumpai papan bertulisan RUANG BERSALIN. Di situlah TEMPAT KELUARNYA BAYI...."
HAAA.....??? Ha ha ha hahaha....
Catatan para proof-readers:
PR-1: "Senyampang suster belum belagak pikun, tiga juta yang dibayarkan tadi cepat saja mintakan kwitansi. Penasaran banget pengen ngerti saja apa & bagaimana nanti bacaannya titik-titik sesudah frasa: Untuk pembayaran......"
PR-2: "Untuk pembayaran kegoblokannya pak Joe sendiri dong."
PR-1: "Wuikkkk mahal nian sob. Padahal masih imbuh menahan malu bukan si Joe itu yah?"
PR-2: "Itulah upahnya. Maka dari itu, jadi lekaki mbok yao jangan aneh-aneh bin macem-macem... Itu cuma menyitir wejangan pak ustadz lho."
 Pesan moral cerita:
Sila tanya pada bang Felix Tani hahahah... Beliau yang lumrah menutup HRM aka Humor Revolusi Mental yang dibuatnya dengan penutup artikel yang begituan.
Aha!?!
-----oo0O0oo-----