Pada hari pernikahan seorang temanku yang artis kagetan ada nasehat yang dituturkan seorang tetua rumah produksi yang disegani, nasehatnya sungguh universal dan, seyogianya lhoh, sanggup menggetarkan jagad. Lantaran muatannya menukilkan kebenaran faktual. Terjadi utamanya seperti acap diinfotainmenkan di kalangan kaum gemerlap itu.
Berikut adalah intisari nasehat nan bijak bestari bernuansa kekinian dari tetua itu.
Pada tahun pertama: Isteri patuh dan taat belaka kepadamu. Dia dengarkan apa pun katamu. Singkat kata kau berasa nikmat.
Di tahun kedua, terjadilah perubahan peran di mana gantian suami yang mesti menyimak ucapan sang isteri. Singkatnya, masa isteri bernikmat ria.
Tahun ketiga dan seterusnya, tidak ada lagi terdapat acara pilah-pilih peran, suami maupun isteri sama-sama ingin bicara dan mendesakkan tuntutan agar apa katanya didengar.Â
Maka, tatkala sudah begini juntrungannya, tidak bisa tidak, tetanggalah yang suka atau pun tidak, jadi mendengar apa yang kalian baku teriakkan. Disimpulkan giliran milik tetangga sekarang buat menikmati romantika gejolak pernikahan kalian.
Â
---oo0O0oo---
Tabik dan salam EDUMORana
Â
Ttd & stempel resmi
Departemen Pendidikan Berkeadaban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H