Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kampanye Iklan Alamak

12 Juli 2015   17:54 Diperbarui: 12 Juli 2015   18:06 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="20150712 funny-sleep-well-pics-01_the chive"][/caption]

TKP: sebuah biro reklame besar di republik ini.
Waktu: yaaaa tentu pada jam kerja dong. Kecuali kalau ada persetujuan ijin lembur.
Adegan: simak aja dari paparan berikut. OK?

---------------------------------------------------------------------------------------------

Belum lama berselang ramai dalam pemberitaan polemik panas perihal indikasi ditemukannya kandungan klorin pada PEMBALUT wanita yang dicurigai di luar batasan aman terhadap kesehatan jasmani penggunanya. Menurut kabar itu, YLKI melakukan uji laboratorium atas beberapa merk produk pembalut. Maka tak urung pemberitaan YLKI menuai komentar dan tanggapan pihak-pihak terkait termasuk dari pemegang otoritas bidang terkait. Ada pula sohib Kompasianer yang mengangkat topik itu dalam bahasan artikelnya. Sungguh bukannya menjadi visi dan misi penulis untuk ikutan meramaikan mengulik topik di atas. Sekedar memanjangkan ingatan saja bahwa produk yang diramaikan itu, sungguh akan penulis beri kehormatan untuk berperan sebagai tokoh dalam artikel ini.

Mewakili produk yang proyeknya berada dalam tanggungjawab masing-masing dari keduanya, demikian konon perdebatan eksekutif ini berlangsung seru sebagaimana sudah terekam oleh alat sadap (bukan milik) KPK yang salah pasang.

Seorang manajer proyek yang dahulu pernah akrab dengan akronim pimpro menangani salah satu merk produk KONDOM, dan agar mudah menyebutnya kita pakai saja jenis produk itu untuk menandainya. Sedang pimpro seorang lagi menangani produk pembalut wanita yang apa pun merk dipasang orang, acap enak saja konsumen menyebut demi gampangnya dengan SOFTEX saja.

Skript yang sudah disusun mencerminkan kondisi pasar ke mana kedua produk yang diiklankan itu disasarkan bisa diserap. Nah, kedua pimpro beradegan "protes dan argumen" seturut skript itu dengan dialog sebagai berikut.

KONDOM: “Ketika elu lagi dipake konsumen, baiknya elu musti tau bahwa otomatis penjualan gue anjlok drastis. Pukul rata paling nggak penyusutan penjualan berlangsung selama 7 hari.”

SOFTEX: “Tujuh hari? Ah baru juga mengalami perlambatan penjualan 7 hari aja sudah elu dramatisasi sepertinya bakalan sertamerta menjadi dadakan pehaka besar-besaran. Atau pabrik bakalan musti tutup."

KONDOM: "Apa pun yang bikin penjualan menyusut musti gue waspadai untuk sebisanya ditekan seminim mungkin dong."

SOFTEX: "Gak nyadar aja elu, kalo elu sampai wanprestasi semisal bocor sekali aja, apa jadinya? Dampaknya terhadap gue apa elu sudah masukkan hitungan kagak?”

KONDOM: "Apa pentingnya buat gue? Emang ada pengaruh buat gue?”

SOFTEX: “Dasar egois ya elu itu tuh!! Elu bocor, salah-salah tepat kalender prima, alamat gue bakalan nggak kebeli. Cuman nongkrong di rak-rak toko, minimarket mau pun supermarket. Kurang rajinnya SPG dan pramuniaga bekerja, bisa-bisa tebal berdebu gue berada di rak lantaran penjualan gue mandeg total 9 bulan lebih, tau gak!!"

KONDOM: "Wah......... Selama sembilan bulan lebih itu, bener juga elu kayaknya, gua mana dibutuhkan lagi ya.....”

 

--- oo0O0oo ---

 

NB: Cerita mini seperti yang di atas ini, di kehidupan keseharian kita sejatinya banyak tersebar adanya. Segera saja diraih dan ditangkap, lantas tuliskan saja walau sekedar di kertas selembar. Jika tidak, atau luput dia kau jangkau, ide-ide tadi bakal beterbangan terus. Berbarengan dengan terbangnya kupu-kupu, burung prenjak dan ocehan lainnya, bersama........ lamunanmu sendiri.

Ya sudah. Sekian saja dahulu. Selamat mikirrrrr.

Wass.
Jakarta, 12 Juli 2015.

ttd & cap stempel resmi

Departemen Kebahasaan Antar Anakbangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun