[caption id="attachment_360813" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Screenshot_2015-02-21-21-36-32-1 1"][/caption]
Semuanya sudah menempati kursi sekeliling meja makan demikian ada aba2 bahwa santapan sudah dipersiapkan. Tatkala si Bain kecil menerima piringnya sudah isi lengkap, segera saja ia memainkan sendok garpu dan geliginya pun sibuk menggigit dan mengunyah.
“Bain, tunggu dulu sayang, kita mesti berdoa bersama sebelum mulai makan,” sembari senyum dan geleng2 kepala ibunya menegur mengingatkan ritual mulia keluarga besar.
Masih melanjut makan dengan lahapnya Bain kecil menjawab.
"Sesekali boleh kan, tak harus selalu begitu dong bu.”
“Tentu harus sayang,” sang ibu masih berusaha meluruskan tegaknya disiplin. “Di rumah, kita senantiasa berdoa dulu dan mensyukuri rejeki yang dikaruniakan Tuhan setiap sebelum makan.”
Masih saja Bain kecil mendebat, “Tapi ibu, itu berlaku di rumah kita, sedang sekarang ini kita berada di rumah nenek. Dan terlebih lagi, nenek pintar dan tahu sekali bagaimana masak yang enak. Aku gak mau masakan nenek yang nikmat ini keduluan habis oleh Jati, Nur, Didik dan Gatot.”
----- MESS -----
Yo wislah. Semene dhisik yo sob.
Jakarta, 14 April 2015
Tabik & salamHUMORana.com
ttd& cap stempel resmi
Departemen Humor Garing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H