Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Waspadai Perkosaan

21 Maret 2015   19:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_356745" align="aligncenter" width="392" caption="sekedar ilustrasi, lembah-harau-resize_friansadotwordpressdotcom"][/caption]

Perawatan Mobil Baru

Seorang pekebun kaya, konon karena satu dan lain hal, terpaksa membawa sendiri mobil pickup-nya ke bengkel terdekat di kota untuk servis berkala. Karena tak bisa ditunggu dan mesti ditinggal menginap, ia putuskan ditinggal pulang. Oh ya, layak diterangkan bahwa kisah mengambil tempat kejadian peristiwa di luar negeri. Jika disingkat, masih tetap tekape. Aman.

Tidak kunjung ada kendaraan lalu lalang yang sudi ditumpangi, jadilah ia putuskan sambil menunggu tumpangan berjalan kakilah dia pulang. Seturut acara semula, dia mesti singgah membeli sebuah keranjang dan satu galon cat tembok. Lalu, sesuai catatan pesan isteri di rumah dibelinya juga sepasang ayam dan seekor angsa.

Persoalannya kemudian, bagaimana cara dia bisa membawa semua belanjaannya pulang. Selagi berpikir sembari tak sadar menggaruk kepala yang sesungguhnya tidak gatal2 amat, datanglah mendekat seorang perempuan muda yang sepertinya bingung mengingat jalan pulang. Jangan dan sia2 saja menyimpan kalimat tanya 'Koq bisa?' Karena ANE sama gak pahamnya dengan ENTE.

Sang perempuan bertanya, “Bisakah Anda tunjukkan saya ke arah mana untuk ke alamat ini: 1603 Mockingbird Lane?”

Pekebun kaya menjawab, “Saya tahu, kebetulan kebun saya sangat dekat dengan rumah nyonya. Anda bisa saya antar berjalan ke sana. Hanya barangkali Anda bisa membantu, saya sedikit kesulitan membawa semua belanjaan ini."

Sembari berbicara begitu, si pekebun sejatinya menyimpan harap sang perempuan balik menawarkan diri membawa yang dia bisa bawa. Tahu balas iktikad baik gitulah. Maunya......

Eh, ternyata harapan kosong, dia, si perempuan, malah menyarankan begini.

“Mengapa bingung2 amat? Tampaknya kaleng2 cat itu muat semuanya masuk ke dalam keranjang yang bisa Anda tenteng dengan satu tangan. Taruh masing2 seekor ayam di jepitan lengan, dan satu lagi tangan Anda untuk menenteng angsa. Bagaimana?”

Meski sedikit terlongong campur sedikit kecewa dan gemas, sang pekebun menjawab.

“Ah ya. Anda benar. Terima kasih untuk sarannya.”

Teman Seperjalanan

Sedikit banyak lumayan bin nayamul binti mulyana repot dengan semua bawaannya mesti dibawa sendirian, keduanya lantas berjalan ke arah rumah sang perempuan. Tak selang lama, teringat ada jalan pintas untuk mempersingkat kerepotan, sang pekebun memberitahukan idenya.

“Lewat sini kita bisa mempersingkat jarak ke rumah Anda nyonya. Melintasi lorong di samping pagar pembatas kawasan golf, kita akan menyingkat waktu lebih cepat sampai."

Menampak jalanan yang dimaksud sepi dan lengang adanya, sang perempuan menatapnya sedikit curiga, lantas berucap begini.

”Patut Anda tahu sebelumnya tuan, memang saya sendirian sekarang, janda tanpa suami yang bisa diharap membela isterinya. Bagaimana Anda bisa meyakinkan saya di jalanan lengang dan terlindung di depan tidak akan berlaku aneh2 terhadap saya? Memegangi kedua tangan saya merapat ke tembok pagar misalnya, lalu menyingkap rok saya, dan lantas menindih memaksakan hasrat Anda terhadap saya?”

Lumayan kaget juga mendengarnya, lantaran tak sepintas pun rasa2nya setan membisikkan peluang yang boleh juga dimanfaatkan. Sang pekebun menukas, begini.

“Ya ampun nyonya! Saya yang repot membawa keranjang, cat satu galon, dua ekor ayam dan angsa seekor. Bagaimana mungkin dengan semua bawaan itu saya bisa menjepitkan Anda ke tembok dan melakukan yang Anda bayangkan?”

Tak kalah cepat si janda menjawab, “Anda toh bisa menaruh angsanya di tanah. Tak kan bisa ke-mana2 dia dengan ditutupi keranjang, dengan galon cat sebagai penekan di atas keranjang, dan tinggallah dua ekor ayam itu. Anda tahu, saya kan juga punya dua tangan yang bisa bantu memeganginya?”

Hahahahah...... Paham gak sih?
Lelaki itu maksudnya. Bukan ENTE lhoh.

--- o0O0o ---

NB: Yang lebih duluan lahir dari artikel di kanal fiksiana ini boleh diakses di tautan berikut ini nih.

[JAWA] HairDryer Jeng Putri

Parikan Manula Pria

Minta Tolong Terjemah

Pantun Menggelitik

Kisah Pendek Wagiman Wagimun

Kisah Pendek Melamar Kerja

Sekedar Sharing Sebuah Cerita Menyentuh


Tabik & salam HUMORANA
Jakarta, 21 Maret 2015.


ttd & cap stempel resmi

Departemen Kebahasaan Antar Anakbangsa

Sumber inspirasi: ... aneka sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun