Mohon tunggu...
M. Edy Sunarto
M. Edy Sunarto Mohon Tunggu... profesional -

Jawa asli, masa kecil & sekolah di Jawa Timur. Be cheerful. edysmartpro@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa si Macho Jadi Demen Pakai Anting – Serial Pasutri Muda

29 Maret 2015   21:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_357977" align="aligncenter" width="490" caption="Sekedar Ilustrasi, Dennis Rodman 130226c_newsdotliputan6dotcom"][/caption]

Wahai para sohib kompasianer yang baik !!

Pernahkah di benak ENTE terbetik tanda tanya mengapa anting beberapa lama berselang menjadi demikian umum dan populer dikenakan di telinga para pria?

Awal mulanya konon, salah satunya, adalah demikian. Ketika suatu hari semua sedang sibuk dengan pekerjaan di kantor, ENTE baru menyadari mengapa sudut mata ENTE menangkap ada yang tak lazim pada rekan kerja. Semula ENTE tak yakin, yang ganjil itu sesuatu pada dirinya, ataukah pada kelakuannya. Ternyata, yang tak lazim itu adalah telinga kiri si rekan memakai anting.


Aneh? Memang. Lantaran ENTE paham banget bahwa si rekan ini orangnya sangat macho dan teramat percaya diri sehingga sekaligus merupakan orang yang berpandangan konservatif alias kolot jika berkaitan dengan tampilan pria dan wanita bagaimana masing2 sebaiknya. Lantaran itu ENTE jadi penasaran dan ber-tanya2 pengen tahu mengapa "selera berbusana" si rekan satu yang macho dan badannya atletis produk dari rajinnya menyambangi gym ini sampai bisa berubah.

Bahwa ENTE ogah menyimpan penasaran terlalu lama, banyak orang tahu, maka segera saja ide yang sempat terlintas di pikiran ketika menyambangi toilet selagi asyik BAK (buang air kecil) tadi, ENTE laksanakan dengan mendatangi meja si rekan dan mengucap.


“Maaf lho sob. ANE baru ngeh kalau ENTE pakai anting tuh di cuping telinga kiri. Bosen macho apa, koq pengen rada bergenit ria begitu?”

“Jangan ENTE kelewat mem-besar2kan masalah kenapa sih? Cuma sekedar anting ginian koq,” si rekan sedikit tersipu menjawab.


ENTE mendengar jawab itu sejenak lantas terdiam mencerna jawaban yang kayaknya belum pas membasuh rasa penasaran, maka tercetuslah tanya ENTE yang lebih menjurus.

“ENTE yang bangga dengan machonya tampilan ENTE, gede percaya diri dengan wajah tampan badan berotot, sejak kapan merasa perlu melakukan perubahan dengan mengenakan anting yang ENTE dulu sendiri bilang bagian dari femininitas. Kapan itu berlangsung?”


Kaget gak kaget, namun tertegun juga ENTE denger jawaban si rekan yang berikut ini.

“Yah....kalau di-hitung2 sudah terjadi beberapa pekan berselang sih. Tepatnya, ya sejak isteri ANE yang ENTE pun tahu tercantik sejagad nyata mau pun gaib beserta isinya itu, sial bener koq ya tumben2nya merasa perlu mencari sesuatu miliknya, dan lantas menemukan anting ini di laci dasbor mobil ANE.”

-----MESS-----

Sekian. Kisah pun paripurna.

Tabik & salam mikirrrrr.
Jakarta, 29 Maret 2015.

ttd & cap stempel resmi

Departemen Gaya Bebas Bertanggungjawab

Sumber inspirasi: ... ANEKA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun