Mohon tunggu...
Mesrawati Erina G.
Mesrawati Erina G. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar dari manusia dan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendidik Tanpa Memberi Daya Juang

7 Desember 2023   10:13 Diperbarui: 7 Desember 2023   10:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, banyak ditemui bahwa pelajar mulai kehilangan motivasi belajarnya dan memiliki daya juang yang begitu rendah akan kehidupannya. Para pendidik (orang tua, guru, dosen) pun menyadari hal tersebut. 

Akan tetapi, sulit untuk memberi perhatian serta bantuan secara maksimal terkait motivasi belajar dan daya juang pelajar. Karena daya juang seseorang terbentuk sejak kecil mulai dari didikan yang didapatkan dari orang tuanya dan terbentuk dari pengalaman hidupnya di sekolah.

Sebenarnya, didikan dari orang tua-lah yang paling mempengaruhi seseorang dalam bagaimana ia berpikir dan memandang dunia yang ada di sekitarnya dan kemudian tertuang dalam bagaimana ia menyikapinya. Namun, seringkali orang tua maupun anak tidak menyadari hal tersebut. 

Orang tua tidak merasa bahwa mereka sedang menanamkan hal yang akan membuat anaknya kesulitan kedepannya, dan anak pun tidak menyadari bahwa pikiran, rasa takut, hingga respon yang ada bersamanya hingga saat ini adalah efek jangka panjang dari apa yang ditanamkan oleh orang tuanya.

Ketika orang tua hanya fokus pada hasil akademik yang didapat anaknya, tanpa terlibat secara maksimal dalam dukungan moral dan psikologis, anak akan menjadikan hal itu sebagai acuan dalam kehidupannya. 

Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi, yang pertama adalah anak dapat menjadi pribadi yang ambisius dalam hidupnya, tetapi akan mudah depresi ketika ia menemui rintangan dalam proses mencapai tujuannya. 

Kemungkinan kedua adalah ketika anak sudah mengenal kapasitas dirinya sendiri dan memiliki tujuan yang berbeda dari harapan orang tuanya, jika tidak bisa dikomunikasikan secara baik, anak tersebut secara tidak langsung akan memberikan kesan memberontak. 

Dari kemungkinan pertama, ke depannya anak akan menjadi pribadi yang tinggal diam di dalam zona nyamannya, tidak berani untuk mencoba hal yang baru, dan berpotensi menjadi orang yang egois dan apatis. 

Dari kemungkinan kedua, anak bisa menjadi orang yang melakukan semua yang ingin ia lakukan, tetapi ada pribadi yang memiliki pertimbangan baik dan matang dalam keputusannya, ada yang menjadikan keputusannya itu sebagai pelampiasan dari kekang harapan dan ambisi orang tuanya.

Tidak hanya di lingkungan keluarga, hal tersebut juga dapat terjadi di lingkungan akademik. Kebanyakan institusi dan guru menjadikan nilai akademik sebagai tolak ukur kesuksesan pelajar. Kecerdasan pelajar seringkali disamaratakan antara yang satu dengan yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun