Mohon tunggu...
MESHWA ADESTIA
MESHWA ADESTIA Mohon Tunggu... Guru - Universitas Pendidikan Indonesia

Saya memiliki antusiasme yang besar terhadap pengembangan anak-anak dan percaya bahwa membentuk karakter sejak usia dini adalah kunci untuk masa depan yang cerah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembiasaan 3 Magic Word (Maaf, Tolong, dan Terimakasih ) Melalui PPT Interaktif Kepada AUD

24 Agustus 2023   20:28 Diperbarui: 24 Agustus 2023   20:42 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Oleh (Meshwa Adestia Thursina)

Maaf

Mungkin kata ini menjadi kata yang paling sulit diucapkan. Karena pada dasarnya manusia memiliki ego dan gengsi yang tinggi untuk mengakui kesalahan. Pada kenyataannya, tidak jarang pula, yang bersalah justru yang paling besar aura perdebatannya, semata-mata hanya untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah atau bukan ia yang paling salah.

Dengan kata "maaf", kita dapat menurunkan ego atas ke-Maha Benar-an yang ada di dalam diri. Sesungguhnya tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, yang membedakannya dari orang-orang yang melakukan kesalahan tersebut ialah tindakan yang mereka lakukan setelahnya. Apakah dia akan menyesali perbuatannya dengan meminta "maaf", atau tidak. Tentu kita semua setuju bahwa tindakan yang tepat untuk dilakukan setelah seseorang melakukan sebuah kesalahan ialah meminta "maaf". Namun nyatanya tidak demikian setelah melakukan kesalahan, umumnya seseorang lebih sering melakukan pembenaran mengenai kesalahan yang mereka lakukan daripada meminta maaf.

Untuk mengatakan "maaf", secara tidak langsung memberikan makna bahwa kita memiliki rasa tanggungjawab terhadap apa yang telah kita lakukan. "Maaf" bukan berarti menunjukkan bahwa seseorang itu lemah atau kalah, tetapi juga memberikan arti untuk menghargai orang lain dan membawa kedamaian pada kita sendiri. Orang yang mampu mengakui kesalahannya justru adalah pemenang sejati. Dengan "maaf" kita jadi lebih mengerti bahwa selain perasaan kita sendiri ada perasaan orang lain yang berhak dihargai. Jangan pernah menuntut lebih kepada orang lain untuk menghargai kita, jika kita belum tergerak untuk belajar  menghargai orang lain.

  1. Terima Kasih

Tanpa kita sadari, kita selalu mengabaikan bahwa segala hal baik yang orang lain lakukan kepada kita adalah satu bentuk bantuan dan kemudahan yang menghadirkan energi positif dalam diri kita. Pada kenyataannya kita masih saja selalu berat mengakui bahwa kebaikan-kebaikan tersebut layak untuk diapresiasi. Bahkan untuk sekedar mengucapkan "terima kasih" kita terbebani dengan berbagai alasan. "Ya  kan memang itu tugas dia", "Itu memang hal yang biasa dia lakukan", "Dia melakukannya karena membalas kebaikanku" dan alasan lainnya.

Bentuk penghargaan atas upaya seseorang itu tidak harus berbentuk medali, piala, lencana emas, apalagi uang. Hal paling sederhana, murah, dan mudah yang dapat kita lakukan adalah mengucapkan "terima kasih". Sekecil apapun bantuan yang telah ia berikan, karena tanpa kita sadari, hal itu sangat membantu kita di kala kesulitan.

Kata "terima kasih" membuat kita lebih menghargai hal-hal kecil dan memahami bahwa semua hal baik di dunia ini memiliki makna yang besar. Kata "terima kasih" juga memberikan kesan yang baik bagi orang lain. Karena akan membuat seseorang merasa dihargai, mereka akan melakukan lebih baik lagi di lain waktu, dan hal tersebut nantinya juga dapat membawa dampak positif bagi kita. Begitu pula sebaliknya.

Ucapan "terima kasih" tidak hanya saat kita mendapatkan barang atau materi, namun juga di saat kita mendapatkan pertolongan, begitupun saat mendapat pujian atau apapun yang dapat memberi rasa senang atau nyaman dalam kehidupan kita. Mengucapkan "terima kasih" dapat diartikan juga sebagai rasa syukur terhadap apa yang telah diperoleh.

Memahami kekuatan ketiga kata tersebut dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari  tidaklah sulit, dengan kemajuan teknologi kita bisa lebih mudah menyampaikan pembelajaran juga pembiasaan seperti ini melalui PPT Interaktif yang pastinya di gemari anak-anak, semuanya kembali pada kemauan dan kesadaran kita untuk terciptanya kehidupan yang lebih baik dengan cara berkomunikasi yang tepat. Untuk itu mari kita membiasakan diri berkata-kata yang baik mulai dari sekarang.  Lingkungan yang dihiasi dengan pikiran positif, kalimat-kalimat positif, dan energi positif akan menghasilkan suatu kehidupan yang lebih baik dan produktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembiasaan dalam pembentukkan karakter anak usia dini di Kampung Sampang, meningkat setelah adanya metode pembiasaan tersebut. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari disekolah maupun dirumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun