Total aset (total aktiva, selanjutnya disebut total aset) adalah penjumlahan dari seluruh aset perusahaan yang terdiri dari Aset Lancar (Non-Current Asset) ditambah Aset Tetap (Fixed Asset) dan Aset Tidak Lancar (Non-Current Asset), dengan rumus sederhana tertulis sebagai berikut :
Total Aset      =       Aset Lancar + (Aset Tetap + Aset Tidak Lancar)
Total aset yang dimiliki suatu perusahaan dapat diketahui secara akuntansi berdasarkan laporan keuangan neraca. Â Pencatatan laporan neraca dilakukan berdasarkan suatu tanggal tertentu, semisal laporan neraca per tanggal 31 Desember 20xx.
Total aset perusahaan menggambarkan perjalanan perusahaan dari awal berdiri hingga pada saat pelaporan terkini (laporan ter-update), dimana total aset perusahaan tersebut merupakan gambaran atas penggunaan keuangan perusahaan yang dapat berasal dari modal disetor, keuntungan ditahan, serta utang yang diperoleh dari pihak ketiga (baik utang dari supplier, utang dari perbankan/leasing, maupun utang yang berasal dari pemegang saham, serta sumber perutangan lainnya).
Untuk menganalisa suatu perusahaan, sangat disarankan dapat dilakukan untuk 3 tahun ke belakang serta tahun berjalan.  Sebagai contoh, jika kita berada di bulan Mei 2021, sebaiknya  kita melakukan analisa terhadap neraca suatu perusahaan untuk tahun 2018, 2019, dan 2020, serta tahun berjalan per 30 April 2021 (atau setidaknya per 31 Maret 2021).Â
Untuk laporan neraca tahun 2018 dan 2019, sebaiknya sudah berbentuk laporan audited. Â Sementara untuk laporan tahun 2020, jika masih belum selesai laporan auditednya, dapat saja yang dianalisa adalah laporan in-house, karena laporan keuangan audited biasanya baru akan terbit paling lambat pada tanggal 30 Juni setiap tahunnya (180 hari setelah tutup buku tahun sebelumnya). Â
Hal ini merupakan ketentuan yang umumnya berlaku di dunia keuangan, walaupun tidak menutup kemungkinan ada perusahaan yang telah menerbitkan laporan audited sebelum batas akhir pada tanggal 30 Juni tersebut.
Analisa yang dilakukan terhadap tahun-tahun yang disebutkan tersebut bertujuan agar kita dapat melihat trend pertumbuhan neraca suatu perusahaan, sehingga untuk kepentingan melakukan proyeksi terhadap pertumbuhan perusahaan di tahun-tahun mendatang dapat dilakukan dengan lebih baik, jika dibandingkan melakukan analisa hanya terhadap laporan 2 tahun terakhir.
Dengan menganalisa total aset perusahaan, yang terdiri dari aset lancar, aset tetap, dan aset tidak lancar, maka kita dapat mencoba memahami apakah penggunaan sumber-sumber keuangan perusahaan "telah" dilakukan dengan efektif dan efisien. Â Hal ini akan memberikan penjelasan kepada kita :
- Seefektif apa suatu perusahaan dalam menggunakan sumber keuangannya untuk menjalankan operasional perusahaan (dengan menganalisa aset lancar),
- Seefektif apa suatu perusahaan dalam melakukan investasi untuk mengembangkan perusahaan (dengan menganalisa aset tetap),
- Serta sebesar apa kemungkinan suatu perusahaan melakukan program pengembangan maupun kemungkinan adanya penyimpangan (dengan menganalisa aset tidak lancar).
Harap diperhatikan, bahwa dalam pengurutan pencatatan total aset, mulai dari yang teratas yaitu cash hingga yang terbawah yaitu aset tidak lancar, maka dapat dikatakan bahwa semakin ke bawah urutan pencatatannya, maka akan semakin sulit aset tersebut untuk dapat dikonversi menjadi uang tunai.
Dengan memahami serta menganalisa total aset serta bagian-bagiannya, adalah merupakan salah satu cara (dari beberapa analisa lainnya) yang akan memberikan gambaran menyeluruh tentang kesehatan serta pertumbuhan suatu perusahaan. -MIN-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H