Kebutuhan Wisatawan Muslim: Apa Saja yang Mereka Cari?
Hasil survei dari CrescenRating menunjukkan bahwa ketika memilih destinasi wisata, wisatawan Muslim, terutama generasi muda, sangat memperhatikan beberapa faktor penting. Mereka mengutamakan fasilitas ramah Muslim, seperti masjid atau mushalah, makanan halal, serta lingkungan yang bersih dan ketersediaan air untuk berwudhu.
Selain itu, mereka juga memperhatikan aspek lain seperti harga yang wajar, akomodasi yang bersih dan terjamin kebersihannya, serta keamanan dan aksesibilitas.Namun, bukan hanya faktor fisik yang menjadi perhatian. Keamanan dan kenyamanan juga menjadi prioritas utama, baik dalam hal transportasi, fasilitas publik, maupun interaksi sosial.
Dalam hal ini, pariwisata halal memberi perhatian lebih terhadap kebutuhan khusus wisatawan Muslim dengan menawarkan layanan tambahan atau extended services yang lebih terintegrasi.
Tantangan dalam Pengembangan Pariwisata Halal di Indonesia
Di Indonesia, meskipun ada potensi besar untuk mengembangkan pariwisata halal, masih banyak tantangan yang perlu diatasi.
Laporan GMTI mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam hal layanan dan komunikasi, namun masih ada kekurangan pada aspek aksesibilitas, seperti konektivitas dan infrastruktur transportasi, serta pada aspek lingkungan, seperti keberlanjutan dan pengelolaan iklim.
Destinasi wisata halal harus mengatasi tantangan ini agar bisa menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun internasional. Misalnya, pengembangan infrastruktur transportasi yang lebih baik dan meningkatkan aksesibilitas ke berbagai destinasi halal akan sangat membantu wisatawan dalam merencanakan perjalanan mereka.
Selain itu, pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan juga harus menjadi prioritas agar pariwisata halal tidak hanya berkembang secara kuantitas, tetapi juga kualitasnya.
Inovasi, Kolaborasi, dan Adaptasi: Kunci Pengembangan Pariwisata Halal
Untuk memastikan pariwisata halal berkembang pesat dan memberikan manfaat yang optimal, inovasi, kolaborasi, dan adaptasi menjadi tiga unsur utama yang perlu diterapkan dalam strategi pengembangannya.
- Inovasi:Â Pengembangan teknologi aplikasi yang mendukung penyelenggaraan pariwisata halal, seperti aplikasi yang membantu wisatawan menemukan tempat ibadah terdekat atau restoran halal, akan sangat membantu. Inovasi lainnya bisa mencakup peningkatan kualitas layanan dan pengembangan produk wisata yang ramah Muslim.
- Kolaborasi:Â Pengembangan pariwisata halal harus melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, MUI, Bank Indonesia, asosiasi pelaku wisata, hingga pelaku industri lainnya. Kolaborasi ini akan memastikan bahwa ekosistem pariwisata halal terintegrasi dengan baik, dari aspek layanan, aksesibilitas, hingga keberlanjutan.
- Adaptasi: Menyesuaikan produk dan layanan dengan kebutuhan wisatawan yang terus berkembang adalah langkah penting. Misalnya, menyediakan fasilitas ramah lingkungan dan produk ramah Muslim yang sesuai dengan tren baru, seperti keberlanjutan dan wisata yang bebas plastik.