Masjid Cheng Ho adalah simbol nyata dari harmoni antar agama dan budaya di Indonesia, khususnya dalam menjembatani hubungan antara umat Islam dan komunitas Tionghoa.
Menggabungkan elemen budaya Tionghoa dan Islam, masjid-masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ikon yang menunjukkan integrasi budaya yang kental dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Dalam rangka menyambut Imlek 2025, yang akan jatuh pada 29 Januari 2025, mari kita mengenal lebih dekat masjid-masjid Cheng Ho yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Sejarah Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho yang ada saat ini, pertama kali dibangun di Surabaya, Jawa Timur, pada tahun 2002, sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho---seorang tokoh legendaris asal Tiongkok yang dikenal menyebarkan ajaran Islam di berbagai wilayah Asia, termasuk di Indonesia.
Keberadaan masjid-masjid ini menjadi simbol persatuan antar umat beragama serta warisan budaya yang menggabungkan unsur-unsur Tionghoa dan Islam dalam arsitektur dan kegiatan spiritual.
Sementara itu, sebelumnya ada Masjid Cheng Ho yang terletak di Gedung Batu, Simongan, Semarang Barat, yang memiliki sejarah yang cukup unik. Masjid ini didirikan pada 1401 oleh Laksamana Cheng Ho (Sam Poo Tay Djien), seorang muslim asal Tiongkok yang dipercaya menyebarkan agama Islam di Nusantara.
Masjid ini menjadi saksi perjalanan sejarah penyebaran Islam di wilayah Semarang, namun seiring waktu, bangunan tersebut telah bergeser fungsi menjadi kelenteng. Meskipun demikian, ciri-ciri bangunan awal sebagai masjid masih sangat terlihat. Â Bangunan ini berbeda dengan kelenteng pada umumnya, karena merupakan bangunan tunggal dengan atap bertingkat dan tidak memiliki serambi terpisah.
Sebagai ciri keislaman, ditemukan pula tulisan yang berbunyi "Marilah kita mengheningkan cipta dengan mendengarkan bacaan Al-Qur'an", yang semakin menguatkan fungsi utama bangunan sebagai masjid. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya nilai sejarah dan budaya yang terkandung dalam bangunan tersebut.
Masjid Cheng Ho di Berbagai Kota di Indonesia
Masjid Cheng Ho juga bisa ditemukan di berbagai kota dan provinsi di Indonesia, dan terus bertumbuh kembang. Beberapa kota yang memiliki Masjid Cheng Ho antara lain:
Masjid Cheng Ho Surabaya
Masjid Cheng Ho pertama di Indonesia terletak di Jl. Gading No. 2, Ketabang, Genteng, Surabaya, Jawa Timur. Dibangun pada 2002 dan selesai pada Oktober 2002, masjid ini mengusung arsitektur yang menggabungkan gaya Tionghoa dan Arab, dengan dominasi warna merah, kuning, dan hijau.
Masjid ini juga terinspirasi oleh Masjid Nii Xie di Beijing dan menjadi simbol bahwa Laksamana Cheng Ho pernah singgah di Surabaya untuk menyebarkan ajaran Islam.
Masjid Cheng Ho Palembang
Masjid Cheng Ho di Palembang, Sumatera Selatan, dikenal dengan nama Masjid Cheng Hoo Sriwijaya Palembang. Terletak di Jakabaring, 15 Ulu, Seberang Ulu, masjid ini mulai dibangun pada 2006 dan menjadi salah satu masjid terluas di Indonesia.
Menggabungkan unsur China, Melayu, dan Nusantara, masjid ini memiliki warna dominan merah muda dan tonggak merah yang khas. Masjid ini juga menjadi pusat kegiatan agama dan sosial bagi warga setempat.
Masjid Cheng Ho Kutai Kartanegara
Terletak di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, masjid ini dibangun pada 2006 dan selesai pada 2007. Masjid Cheng Ho di Kutai Kartanegara memiliki arsitektur yang unik dengan atap berundak khas Jawa dan kubah di bagian atasnya.
Pilar-pilar dan gapura masjid berwarna merah menambah nuansa Tionghoa yang kental. Masjid ini dikelilingi taman bunga yang indah, menciptakan suasana yang asri dan nyaman bagi para jamaah.
Masjid Cheng Ho Purbalingga
Masjid Cheng Ho di Purbalingga, Jawa Tengah, terletak di Dusun 3, Selaganggeng, Mrebet, dan selesai dibangun pada 2011.
Didominasi dengan warna merah dan putih, masjid ini memiliki atap berbentuk pagoda dan tulisan Mandarin yang memberikan kesan khas Tionghoa. Di dalam masjid, terdapat bedug, mimbar, dan keramik berwarna merah yang menambah daya tarik tempat ini.
Masjid Cheng Ho Pasuruan
Masjid Cheng Ho di Pasuruan, Jawa Timur, diresmikan pada 27 Januari 2008 dan terletak di Jalan Raya Kasri No. 18, Petung Sari, Kecamatan Pandaan.
Masjid ini menggabungkan gaya arsitektur Jawa, Arab, dan China, dengan dua lantai dan atap berbentuk pagoda. Masjid ini menjadi salah satu landmark Pasuruan dan simbol kebersamaan antar umat beragama.
Masjid Cheng Ho di Kota Lainnya
Selain di lima kota yang telah disebutkan, Masjid Cheng Ho juga dapat ditemukan di berbagai daerah lainnya di Indonesia, seperti:
- Masjid Cheng Ho Gowa di Sulawesi Selatan
- Masjid Cheng Ho Batam di Kepulauan Riau
- Masjid Cheng Ho Samarinda di Kalimantan Timur
- Masjid Cheng Ho Banyuwangi di Jawa Timur
- Masjid Cheng Ho Sitiarjo-Malang di Jawa Timur
- Masjid Cheng Ho Makassar di Sulawesi Selatan
- Masjid Cheng Ho Mamuju di Sulawesi Barat
- Masjid Cheng Ho Jember di Jawa Timur
- Masjid Cheng Ho Jambi di Sumatera
Sebagian dari masjid-masjid ini masih baru, namun sudah menjadi pusat ibadah yang juga melibatkan masyarakat sekitar. Masjid-masjid ini memiliki kesamaan dalam hal desain yang menggabungkan arsitektur Tionghoa dan Islam, dengan keunikan masing-masing sesuai dengan karakter daerah setempat.
Nilai Filosofis Masjid Cheng Ho: Simbol Toleransi, Persatuan, dan Perdamaian
Masjid Cheng Ho tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol dari nilai-nilai toleransi, persatuan, dan perdamaian.
Nama Cheng Ho, seorang laksamana Muslim yang terkenal dengan perjalanan-perjalanan diplomatiknya, diambil untuk menunjukkan bahwa masjid ini adalah tempat yang mengajarkan pentingnya hubungan baik antara bangsa, agama, dan budaya.
Cheng Ho sendiri dikenal dengan prinsipnya yang mengutamakan perdamaian antar umat manusia tanpa membedakan latar belakang suku, agama, atau ras.
Di Indonesia, masjid ini menjadi pengingat bahwa keberagaman adalah kekuatan, bukan pemisah. Arsitektur masjid yang memadukan elemen budaya Tionghoa dan Islam menggambarkan bagaimana dua budaya besar bisa hidup berdampingan dalam suasana yang damai dan harmonis.
Selain itu, masjid Cheng Ho juga menjadi tempat bagi umat Islam Tionghoa untuk tetap menjalankan ajaran agama mereka dengan penuh hormat terhadap budaya mereka yang kental.
Mengunjungi Masjid Cheng Ho Saat Imlek 2025
Bagi Sahabat Kompasianer yang merencanakan perjalanan wisata religi atau budaya saat Imlek 2025, mengunjungi Masjid Cheng Ho di berbagai kota di Indonesia adalah pilihan yang menarik.
Tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk merasakan suasana harmoni budaya yang terjalin erat antara Tionghoa dan Islam, serta menggali sejarah yang tersembunyi di balik arsitektur dan pembangunan masjid-masjid ini.
Kesimpulan: Keberagaman yang Harmonis
Masjid Cheng Ho di Indonesia bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol akulturasi budaya yang memperkaya kebhinekaan Indonesia.
Dengan arsitektur yang memukau dan nilai filosofis yang mendalam, masjid-masjid ini menjadi daya tarik wisata religi dan budaya, sekaligus menjadi tempat yang mengajarkan pentingnya saling menghormati dan menjaga perdamaian.
Keberagaman yang ada pada masjid-masjid ini mengingatkan kita akan betapa pentingnya menjaga kerukunan antarumat beragama dan budaya di tengah-tengah kemajuan zaman.
Apakah Anda sudah mengunjungi salah satu Masjid Cheng Ho ini? Bagikan pengalaman Anda, dan mari kita terus jaga keberagaman sebagai kekuatan bangsa!
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI