Pada November 2024, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengejutkan dunia bisnis dengan keputusan besar: melepas unit bisnis es krimnya kepada PT The Magnum Ice Cream Indonesia.
Nilai transaksi ini mencapai Rp7 triliun, termasuk aset tetap dengan nilai pasar Rp2,55 triliun, nilai buku bersih Rp1,99 triliun, dan nilai persediaan senilai Rp172,79 miliar.
Langkah ini bukan hanya berdampak pada industri es krim di Indonesia tetapi juga menjadi bagian dari strategi global Unilever untuk memperkuat fokus bisnisnya.
Pemisahan Bisnis Es Krim: Sebuah Langkah Strategis
Keputusan ini sejalan dengan rencana global Unilever Group untuk memisahkan (spin-off) bisnis es krimnya, yang mencakup merek-merek ternama seperti Magnum, Walls, Cornetto, Feast, Paddle Pop, dan Vienetta.
Spin-off ini adalah bagian dari visi Hein Schumacher, CEO baru Unilever, untuk membalikkan kinerja perusahaan yang sempat mengalami stagnasi. Schumacher ingin mendorong pertumbuhan, meningkatkan profitabilitas, dan menghapus warisan strategi ekspansi berlebihan serta kegagalan merger dan akuisisi.
Dengan memisahkan unit bisnis es krim yang bernilai global mencapai US$18 miliar, Unilever berharap dapat memberikan kebebasan kepada divisi tersebut untuk berkembang lebih cepat sebagai entitas independen.
Di sisi lain, langkah ini memungkinkan PT Unilever Indonesia Tbk. untuk fokus kembali pada bisnis inti yang memiliki kontribusi lebih signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan.
Mengapa Spin-Off Diperlukan?
Spin-off sering kali menjadi strategi penting bagi perusahaan besar untuk menghadapi tantangan yang muncul akibat portofolio bisnis yang terlalu luas.
Dalam kasus Unilever, bisnis es krim meskipun menguntungkan, memerlukan investasi besar untuk bersaing di pasar yang kompetitif. Dengan melepaskan unit ini, Unilever dapat:
- Fokus pada Bisnis Inti:Â Mengalokasikan sumber daya untuk produk-produk utama yang mendukung visi pertumbuhan jangka panjang.
- Meningkatkan Efisiensi Operasional: Mengurangi kompleksitas organisasi dengan memangkas birokrasi dan menyederhanakan struktur manajemen.
- Mengoptimalkan Nilai Pemegang Saham: Dana segar sebesar Rp7 triliun dari transaksi ini dapat dikembalikan kepada pemegang saham atau diinvestasikan kembali ke bisnis inti.
- Membuka Potensi Pasar Baru: Sebagai entitas independen, bisnis es krim memiliki peluang untuk menjalin kemitraan strategis atau menarik investor baru guna mendorong ekspansi.
Transformasi Unilever di Tengah Perubahan Global