Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Mengapa Unilever Indonesia Melepaskan Unit Bisnis Es Krim?

10 Januari 2025   20:27 Diperbarui: 10 Januari 2025   20:27 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah ini mencerminkan dinamika yang lebih besar dalam industri barang konsumsi, di mana perusahaan dituntut untuk terus beradaptasi dengan perubahan pasar. Spin-off bukan hanya tentang menjual aset, tetapi juga langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan bisnis di era yang semakin kompetitif.

Mantan CEO Unilever, Paul Polman, pernah menyebut divisi es krim sebagai salah satu kisah sukses terbesar di pasar barang konsumsi. Namun, Schumacher melihat perlunya transformasi untuk menghadapi tantangan masa depan.

Dengan memisahkan bisnis ini, Schumacher berupaya meningkatkan fokus perusahaan pada kategori produk yang dapat memberikan margin lebih tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dampak pada Pasar Es Krim di Indonesia

Di Indonesia, merek-merek es krim Unilever seperti Magnum, Walls, dan Cornetto telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan konsumen. Dengan pemisahan ini, PT The Magnum Ice Cream Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan pasar es krim secara lebih fokus dan agresif.

Sebagai entitas mandiri, Magnum Ice Cream Indonesia dapat lebih fleksibel dalam menghadapi persaingan, berinovasi dalam produk, serta memperluas jangkauan pasarnya. Hal ini juga memberikan peluang bagi industri es krim lokal untuk bersaing di level yang lebih tinggi.

Apa yang Bisa Dipelajari dari Keputusan Ini?

Keputusan Unilever untuk melepas bisnis es krimnya membawa sejumlah pelajaran berharga bagi dunia bisnis:

  1. Fokus pada Inti Bisnis: Perusahaan harus berani mengambil keputusan tegas untuk meninggalkan segmen yang tidak lagi sejalan dengan strategi utama.
  2. Keberanian Mengambil Risiko: Spin-off seperti ini sering kali membutuhkan keberanian untuk meninggalkan unit bisnis yang sudah mapan demi pertumbuhan jangka panjang.
  3. Efisiensi sebagai Kunci Sukses: Penyederhanaan struktur organisasi dan fokus pada produk inti dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
  4. Spin-Off sebagai Alat Strategis: Pemisahan unit bisnis dapat menciptakan nilai lebih besar bagi perusahaan induk maupun unit bisnis yang dilepas.

Penutup

Keputusan PT Unilever Indonesia Tbk. untuk melepas bisnis es krimnya bukanlah sekadar langkah bisnis biasa, melainkan bagian dari strategi besar untuk menghadapi tantangan industri modern.

Dengan langkah ini, Unilever menunjukkan bagaimana perusahaan besar dapat beradaptasi, mengoptimalkan portofolio, dan tetap relevan di tengah persaingan global. Langkah ini mengingatkan kita akan pentingnya fleksibilitas, fokus, dan keberanian untuk mengambil keputusan sulit demi masa depan yang lebih cerah.

Pemisahan ini bukan hanya akhir dari sebuah era, tetapi juga awal baru bagi bisnis es krim Indonesia untuk tumbuh lebih besar dan lebih kuat.

Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun